GridHEALTH.id - Presiden Joko Widodo ingin program vaksinasi Covid-19 terus dipercepat.
Tak tanggung-tanggung, Jokowi menargetkan vaksinasi Covid-19 bisa naik hingga 5 juta dosis per hari.
Baca Juga: Program Vaksinasi Covid-19 Pecah Rekor, Jokowi Naikkan Target: 'Mulai Agustus 2 Juta Dosis per Hari'
Hal tersebut disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai menggelar rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ganip Warsito, dan sejumlah pejabat lain pada Selasa (6/7/2021).
"Presiden mengharapkan agar 1 juta vaksinasi pada Juli ini bisa terus dicapai. Beliau mengatakan, pada Agustus target vaksinasi harus mencapai 2 juta per hari," ujar Budi dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Baca Juga: Anosmia Jadi Gejala Khas Covid-19 pada Anak, Orangtua Lakukan 5 Cara Merangsang Indera Penciuman
"Dan beliau juga ingin kalau bisa (target vaksinasi Covid-19) dinaikkan sampai 5 juta (per hari)," lanjutnya.
Kendati demikian, baru-baru ini Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengungkapkan stok vaksin Covid-19 menurun sehingga kemungkinan tidak bisa memenuhi target vaksinasi dari Jokowi.
"Sampai hari ini kami sudah mendistribusikan lebih dari 95 juta dosis, memang kalau menurut arahan Presiden ingin meningkatkan kecepatan vaksinasi per hari menuju 2 atau sampai 3 juta per hari memang jauh dari cukup," paparnya pada acara MUI bertajuk Komitmen Bersama Gerakan Nasional Majelis Ulama Indonesia, Selasa (3/8/2021).
Namun, Honesti menyebut untuk kecepatan vaksinasi saat ini ada di kisaran 1 juta dosis per hari dan pasokan masih mencukupi.
Ia juga mengatakan bahwa kecepatan produksi dan distribusi vaksin akan ditingkatkan seiring dengan percepatan vaksinasi Covid-19.
Baca Juga: Ibunda Irwansyah Meninggal Dunia, Sempat Bangun setelah 3 Hari Koma Akibat Covid-19
Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Program Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi meminta agar masyarakat Indonesia bersabar lantaran butuh waktu untuk memproses bulk vaksin menjadi vaksin.
Sebagian besar vaksin yang dikirim ke Indonesia adalah vaksin dalam bentuk bahan baku atau bulk.
Oleh karena itu, masih harus melalui beberapa tahap untuk menjadi vaksin.
Seluruh bahan baku ini harus melalui tahap filled and finished di fasilitas Bio Farma.
"Beberapa kendala yang terjadi adalah vaksin yang diterima harus diproses menjadi vaksin jadi dan diperiksa quality control," ujar Nadia kepada Kompas.com, Minggu (1/8/2021).
Baca Juga: NIK Dipakai WNA, Pria Ini Ditolak Ikuti Vaksinasi Covid-19: 'Akhirnya Saya Pulang, Gagal Vaksin'
Tahap ini dilakukan demi memastikan vaksin memiliki kualitas yang memenuhi syarat dan sesuai dengan standar yang berlaku sebelum didistribusikan.
Proses dosis bulk menjadi vaksin jadi membutuhkan waktu yang tidak singkat.
"Butuh waktu dua sampai tiga minggu. Jadi tidak bisa langsung digunakan," kata Nadia. (*)
View this post on Instagram
#hadapicorona
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar