GridHEALTH.id - Perubahan cuaca yang menyebabkan kelembapan dan suhu panas yang ekstrem banyak dipelajari karena diduga berperan kuat dalam penularan virus SARS-CoV-2.
Virus SARS-CoV-2 atau virus corona adalah pandemi yang dialami di seluruh dunia, yang sudah berlangsung hampir 2 tahun, dan telah menewaskan jutaan penduduk bumi.
Beberapa studi awal menunjukkan bahwa suhu rendah, kisaran suhu harian ringan, dan kelembaban rendah kemungkinan mendukung penularan Covid-19 di China.
Sebuah studi observasional yang dimuat di American College of Occupational and Environtmental Medicine oleh Qi et al (2020) menemukan hubungan antara peningkatan suhu harian dan penurunan jumlah kasus harian.
Sebuah asosiasi juga ditemukan dengan peningkatan kelembaban relatif dan pengurangan jumlah kasus harian.
Ficetola dan Rubolini (2020) menemukan bahwa tingkat pertumbuhan kasus di 121 negara tertinggi di daerah beriklim sedang.
Baca Juga: Studi: Perubahan Iklim Menurunkan Berat Badan Bayi Baru Lahir
Baca Juga: Diabetes Pada Lansia, Ketahui Tanda dan Gejala Khas Diabetes Tipe 2 pada Kelompok Ini
Islam et al (2020) mengamati 310 wilayah geografis dan menemukan bahwa suhu dan kelembaban yang lebih tinggi dikaitkan dengan insiden kasus yang lebih rendah.
Source | : | American College of Occupational and Environtmental Medicine |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar