Onchocerciasis terjadi terutama di daerah tropis. Lebih dari 99% orang yang terinfeksi tinggal di 31 negara di sub-Sahara Afrika. Ada juga di Brasil, Venezuela, Birma, dan banyak negara tropis lainnya.
Antara tahun 1974 dan 2002, penyakit yang disebabkan oleh onchocerciasis dikendalikan di Afrika Barat melalui program Onchocerciasis Control Program (OCP), terutama menggunakan penyemprotan insektisida terhadap larva lalat hitam (pengendalian vektor) dengan helikopter dan pesawat terbang. Ini telah dilengkapi dengan distribusi skala besar ivermectin sejak 1989.
WHO merekomendasikan pengobatan onchocerciasis dengan ivermectin setidaknya sekali setahun selama 10 sampai 15 tahun.
Dimana O. volvulus hidup berdampingan dengan Loa loa, strategi pengobatan harus disesuaikan.
Loa loa adalah parasit cacing filaria yang endemik di Kamerun, Republik Afrika Tengah, Kongo, Republik Demokratik Kongo, Nigeria dan Sudan Selatan.
Pengobatan individu dengan kadar L. loa yang tinggi dalam darah terkadang dapat menyebabkan efek samping yang parah.
Baca Juga: Membuat Diri Kelaparan, Cara Paling Gagal Menurunkan Berat Badan, Ini Alasannya
Baca Juga: Wanita Perlu Memahami Tubuhnya Punya Ritme Infradian, Apa Itu?
Di negara-negara yang terkena dampak, direkomendasikan untuk mengikuti rekomendasi Komite Ahli Mectizan (MEC)/APOC untuk pengelolaan efek samping yang parah. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | who.int,Infection Control Today |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar