GridHEALTH.Id – Di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini, menerapkan gaya hidup sehat, seperti berolahraga dan menjaga pola makan sangat penting untuk dilakukan.
Selain berusaha menjauhkan diri dari paparan virus corona, pola makan sehat juga dapat membantu mengurangi risiko penyakit kronis. Misalnya, diabetes, stroke, hipertensi, dan penyakit jantung.
Sebagai informasi, seiring dengan semakin modernnya kehidupan, jumlah penderita penyakit kronis tidak menular pun cukup tinggi. Tidak hanya itu, penyakit tersebut memiliki risiko kematian.
Berdasarkan data dari organisasi kesehatan dunia (WHO) pada 2018, diperkirakan ada sekitar 41 juta orang yang meninggal akibat penyakit tidak menular setiap tahunnya. Data tersebut juga menunjukkan, 7 dari 10 kematian di dunia disebabkan oleh penyakit tidak menular.
Baca Juga: Ini Dia, Cara Khusus Perawatan Luka di Kaki Untuk Penyandang Diabetes
Sementara, di Indonesia, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), diperkirakan sedikitnya ada 1,4 juta orang meninggal setiap tahunnya.
Selain memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi, penyakit kronis tidak tidak menular juga dapat memperburuk kondisi kesehatan seseorang saat terpapar virus corona.
Kabar baiknya, risiko menderita penyakit-penyakit kronis dapat diminimalisasi hingga 80 persen dengan melakukan gaya hidup sehat, seperti menjaga pola makan dan rutin berolahraga.
Guru Besar bidang Keamanan dan Gizi Fakultas Ekologi Manusia (Fema) Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Ir. Ahmad Sulaeman, MS menyebut bahwa healthy diet dapat melindungi tubuh dari berbagai penyakit kronis tidak menular.
Baca Juga: Survei WHO, Banyak Tenaga Kesehatan Alami Stres Pascatrauma Usai Rawat Pasien Covid-19
“Hal yang esensial dari healthy diet adalah mengonsumsi beragam makanan serta mengonsumsi lebih sedikit garam, gula, dan lemak trans,” ujar Prof. Ahmad dalam pemaparannya di Webinar Ajinomoto (Sabtu, 28/8).
Untuk bisa menerapkan healthy diet, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni makan dengan kuantitas cukup, aman, beragam, dan bergizi seimbang.
Untuk memudahkan Anda menyiapkan makan dengan gizi seimbang ia pun memberikan panduan untuk merancang menu sehari-hari. Berikut penjelasannya.
1. Tentukan porsi sesuai dengan kebutuhan gizi
Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan menu makanan adalah menentukan porsi kebutuhan pangan yang dibutuhkan keluarga sesuai dengan kebutuhan gizi. Mengingat dalam satu keluarga terdiri atas beragam usia dan jenis kelamin.
Baca Juga: Redakan Asam Lambung dengan 2 Potong Mentimun, Begini Caranya
“Makanan bisa terdiri dari sayuran yang tidak banyak mengandung kalori dan lemak. Jangan lupa untuk memberikan buah yang kaya serat dan vitamin untuk kesehatan tubuh dan jantung,” terang Prof. Ahmad.
Untuk konsumsi harian, Anda dapat membuat lauk dengan empat hingga lima jenis sayur. Hidangkan satu cup sayur yang dimasak dan satu cup sayur berdaun dalam keadaan mentah.
Sementara untuk buah, Prof. Ahmad merekomendasikan untuk mengonsumsi empat sampai lima sajian setiap hari, baik buah segar maupun buah kering.
“Makan biji-bijian utuh seperti gandum utuh, beras merah, sereal utuh, atau oatmeal bisa dijadikan sebagai salah satu cara untuk memperoleh serat dan vitamin B. Namun konsumsinya harus dibatasi maksimal 2.000 kalori per hari atau enam sampai delapan sajian per hari,” kata Prof. Ahmad.
2. Sesuaikan dengan anggaran belanja
Agar tidak memberatkan anggaran belanja. Anda bisa menyajikan menu bergizi seimbang sesuai anggaran harian. Prof. Ahmad menyarankan untuk membeli buah dan sayur yang sedang musim, sehingga harganya jauh lebih terjangkau.
Baca Juga: Pemalsuan Sertifikat Vaksin, Ancaman Pidana Penjara 6 Tahun dan Denda 600 Juta
Akan lebih baik jika Anda menanam sayur atau buah di kebun sendiri. Menurut Prof. Ahmad, sayuran yang dipetik langsung dari jauh lebih terjamin kesegaran serta gizinya. Tentunya, sayuran yang ditanam sendiri dapat menghemat bujet.
“Jika punya kebun gizi atau pekarangan pangan lestari, gunakan saja bahan pangan yang ditanam di kebun gizi tersebut,” katanya.
3. Rencanakan menu dan resep yang sesuai
Sebelum menyiapkan menu makanan bergizi seimbang. Sebaiknya, Anda harus mengenali apakah ada anggota keluarga yang alergi terhadap makanan tertentu. Selain itu, perhatikan apakah ada anggota keluarga lain yang harus menerapkan diet khusus karena alasan kesehatan.
4. Sesuaikan dengan bahan masakan
Terakhir, Anda bisa mengolah makanan sesuai dengan bahan masakan yang tersedia. Usahakan tidak memasak makanan yang terlalu rumit karena hal tersebut akan menyita banyak waktu.
“Jangan memasak makanan yang terlalu rumit. Lebih baik susun rencana berdasarkan waktu memasak yang ibu miliki, serta pastikan Anda juga memiliki alat memasak yang dibutuhkan,” jelas Prof. Ahmad.
Baca Juga: Makanan Seperti Ini Bisa Tingkatkan Risiko Covid-19, Hati-hati
Dia juga menjelaskan, makanan bergizi lengkap harus berpenampilan menarik dan tentunya lezat, sehingga dapat diterima semua anggota keluarga.
Menurut Prof. Ahmad, makanan lezat tidak selalu harus dilakukan dengan membuat resep yang sulit dibuat. Sebaliknya, ibu bisa membuat bumbu masakan khas sendiri atau menggunakan bumbu komersial dari bahan alami.
“Salah satu opsi membuat makanan lezat adalah dengan menambahkan penegas rasa. Misalnya dengan menambahkan UMAMI pada makanan,” ujar Prof. Ahmad.
UMAMI merupakan rasa dasar kelima yang ditemukan setelah rasa asin, manis, pahit atau dikenal dengan rasa gurih. Saat ini UMAMI dapat dengan mudah diperoleh dengan penambahan makanan berkandungan monosodium glutamate (MSG).
Baca Juga: Luka Diabetes 'Basah' dan 'Kering' Berisiko Timbulkan Komplikasi Parah yang Disebut Gangren
Meski kerap dianggap tidak menyehatkan, Prof. Ahmad menyebut, sampai saat ini belum ada bukti penelitian yang kuat yang menyatakan MSG sebagai penyebab gangguan kesehatan
Justru sebaliknya, Prof. Ahmad mengatakan kandungan UMAMI mampu meningkatkan cairan ludah dan lambung sehingga makanan bisa dicerna secara sempurna.
“Dengan menggunakan UMAMI dapat mengurangi penggunaan garam, jika biasanya penggunaan garam selalu dipakai dua sendok teh, sekarang hanya satu sendok teh dan setengah sendok teh UMAMI,” jelas Prof. Ahmad.
Keajaiban rasa UMAMI dapat Anda peroleh dalam produk AJI-NO-MOTO. Untuk diketahui, UMAMI pada AJI-NO-MOTO diperoleh dari bahan baku alami yaitu tetes tebu.
Bahan alami tersebut kemudian melalui proses fermentasi canggih yang kemudian dilakukan proses pengeringan sehingga menghasilkan kristal MSG yang tentunya mengandung asam amino glutamat sebagai zat gizi yang baik dan diperlukan tubuh.
Dengan begitu, Anda tak perlu lagi merasa khawatir untuk menaburkan MSG pada setiap masakan. Namun, ada baiknya tidak menggunakannya secara berlebihan. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Nutrition (2011), disebutkan bahwa batas aman untuk konsumsi MSG maksimal 0,4 gram perhari atau sekitar 1-2 sendok teh setiap harinya.
Dengan menciptakan menu sehat yang lezat dan UMAMI, Anda dan keluarga pun dapat lebih bersemangat untuk mengonsumsinya.
Penulis | : | Nana Triana |
Editor | : | Sheila Respati |
Komentar