Saat itu yang paling sulit adalah memberikan pemahaman kepada kedua orangtuanya dan saudara lainnya untuk tidak ikut ke rumah duka dan menguburkan jenazah karena berisiko besar tertular Covid-19.
Kini setelah program vaksin Covid-19 dijalankan pemerintah, dirinya masih harus sabar dan berlapang dada menerima laporan dan menjawab keluhan, kemarahan, masyarakat karena vaksin, yaitu tertular Covid-19 setelah divaksin.
Bertugas Sejak Zaman Novel Coronavirus
Dokter Nanda bertugas di Puskesmas Matraman.
Sejak akhir Januari 2020, instansinya sudah melakukan sosialisasi kewaspadaan Covid-19.
“Bahkan, saat itu namanya masih Novel Coronavirus, bukan Covid-19 seperti sekarang,” jelas dr. Nanda, dilansir dari Jakarta Smart City (07/2021).
Menurut dr. Nanda, saat itu ia dan rekan-rekannya sudah menggunakan masker dan menjaga jarak.
Ketika kasus Covid-19 mulai muncul, nakes di Puskesmas Matraman sempat menggunakan jas hujan sebagai APD.
Untuk face shield, dirinya dan teman-teman di Puskesmas harus “kreatif” memanfaatkan bandana, mika, dan paper clip, sebab kondisi saat itu masih sangat membingungkan.
Sebab belum ada pedoman mengenai APD untuk bertugas.
Kendala juga muncul karena lokasi tempat dr. Nanda bertugas tak memiliki sirkulasi udara yang memadai.
Baca Juga: Presiden Brasil Ditolak Masuk Restoran, Karena Belum Vaksin, Harus Makan Berdiri di Pinggir Jalan
Source | : | Jakarta Smart City - Nakes |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar