Diberitakan bahwa hasil studi tersebut menunjukan hasil yang positif.
Dimana vaksin Sinovac sangat efektif melawan penyakit serius meski vaksin Covid-19 lain dari Pfizer/BioNTech dan AstraZeneca menunjukkan tingkat perlindungan yang lebih baik.
Studi terbaru ini tentu menjadi sentimen positif bagi perusahaan China.
Di mana vaksin Covid-19 produksinya semakin diawasi terkait efektivitas vaksin menyusul laporan infeksi di antara petugas tenaga kesehatan yang sudah diimunisasi penuh dengan suntikan Sinovac di Indonesia dan Thailand.
Adapun studi dari Malaysia itu menunjukan bahwa 0,011% dari sekitar 7,2 juta penerima suntikan Sinovac memerlukan perawatan di unit perawatan intensif (ICU) untuk infeksi Covid-19.
Demikian yang dikatakan pejabat kesehatan kepada wartawan, Kamis (24/9/2021) lalu.
Sebaliknya, 0,002% dari sekitar 6,5 juta penerima vaksin Pfizer/BioNTech membutuhkan perawatan ICU untuk infeksi Covid-19, sementara 0,001% dari 744.958 penerima vaksin AstraZeneca membutuhkan perawatan serupa.
Kalaiarasu Peariasamy, direktur di Institute for Clinical Research yang melakukan penelitian ini bersama dengan gugus tugas Covid-19 nasional, mengatakan vaksinasi, terlepas dari mereknya, telah mengurangi risiko seseorang untuk dirawat di ruang perawatan intensif sebesar 83% dan menurunkan risiko kematian sebesar 88%.
Hasil tersebut didapat berdasarkan penelitian yang lebih kecil yang melibatkan sekitar 1,26 juta orang.
"Tingkat terobosan untuk penerimaan unit perawatan intensif sangat rendah," katanya.
Dia menambahkan, perawatan ICU secara keseluruhan di antara individu yang sudah divaksinasi penuh mencapai 0,0066%.
Adapun tingkat kematian orang yang divaksinasi lengkap juga rendah yaitu 0,01% dan mayoritas dari mereka berusia di atas 60 tahun atau dengan penyakit penyerta.
Baca Juga: Vaksin Dosis ke 3 Sinovac Efektif Tangkal Varian Delta, Hanya Seminggu Imunitas Langsung Meningkat
Source | : | NHS,Reuters |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar