"Peningkatan kasus gondong dan campak yang mencolok ini menunjukkan bahwa sikap berpuas diri tentang vaksin salah tempat dan berbahaya, itulah sebabnya NHS mengambil tindakan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap berita palsu yang dijajakan di media sosial dan di tempat lain," tambahnya.
Stevens mengatakan pada pertemuan puncak para pemimpin kesehatan dunia pada bulan Mei 2021 bahwa berita hoaks tentang vaksinasi yang dibagikan di Instagram, YouTube, dan WhatsApp tampaknya mendapatkan daya tarik, merusak bukti tak terbantahkan bahwa program vaksinasi menyelamatkan nyawa.
Penurunan yang stabil dalam penyerapan campak, gondok, dan rubella (MMR) berarti Inggris telah kehilangan status bebas campak, hanya tiga tahun setelah virus itu dieliminasi.
Saat ini, hanya 87,2% anak-anak yang mendapatkan dosis vaksin kedua dan PM Inggris Boris Johnson mengatakan dia ingin angka itu meningkat menjadi 95%.
Pada tahun 1998, sebuah penelitian oleh dokter Inggris diterbitkan di The Lancet yang menghubungkan vaksin MMR dengan autisme.
Penelitian ini didiskreditkan, tetapi tidak sebelum menyebabkan histeria massal atas keamanan vaksin setelah penelitian tersebut mendapat liputan media global.
Baca Juga: Healthy Move, 9 Alasan Mengapa Olahraga Lari Bisa Jadi Pilihan
Baca Juga: Hari Osteoporosis Sedunia, 6 Cara Mencegah Pengeroposan Tulang
Mereka termasuk seorang siswa berusia 18 tahun yang meninggal karena meningitis dan seorang wanita yang menjadi tuli dan buta karena rubella.
Source | : | Center for Disease Control and Prevention,The Sun |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar