GridHEALTH.id - Diabetes yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan komplikasi. Komplikasi yang terjadi pada penyandang diabetes, di antaranya kerusakan pembuluh darah dan sirkulasi pembuluh darah yang buruk.
Kedua komplikasi tersebut, membuat penyandang diabetes rentan mengalami luka pada kaki yang disebut juga dengan ulkus diabetikum.
Baca Juga: 3 Profesi Berisiko Tinggi Terkena Penyakit Diabetes, Hati-hati
Melansir American Podiatric Medical Association, Jumat (29/10/2021), ulkus diabetikum adalah luka terbuka di kaki yang terjadi pada sekitar 15% penyandang diabetes dan biasanya berada di telapak kaki.
Rasa sakit bukan menjadi gejala utama dari luka diabetes, karena kebanyakan orang yang mengalami ini, kehilangan kemampuan untuk merasakan sakit.
Sehingga tanda-tanda yang mungkin bisa diperhatikan adalah kemerahan dan pembengkakan, serta bau tidak sedap yang ditimbulkan luka.
Baca Juga: Penyandang Diabetes Rawan Mengalami Depresi, Begini Cara Mengatasinya
Dilansir dari Mayo Clinic, Jumat (29/10/2021), ketika luka diabetes terjadi di kaki, maka perawatan harus segera dilakukan.
Pasalnya, lebih dari 80 persen amputasi pada penyandang diabetes terjadi karena ulkus diabetikum.
Luka yang tak kunjung sembuh, menyebabkan kerusakan parah pada jaringan dan tulang, sehingga diperlukan operasi pengangkatan (amputasi) jari kaki atau bagian kaki lainnya.
Baca Juga: 4 Tips Menghindari Luka dan Panduan Senam Kaki, Bagi Penyandang Diabetes
Tujuan utama dari perawatan ulkus diabetikum adalah untuk menyembuhkan luka diabetes secepatnya, agar risiko terjadinya infeksi semakin kecil.
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengobati luka diabetes yang terjadi pada kaki.
- Mecegah infeksi dengan membalut luka dengan perban
- Menghilangkan kulit dan jaringan mati, yang umumnya disebut “debridement”
- Memberikan obat antiseptik pada luka diabetes
- Mengelola gula darah dan masalah kesehatan lainnya
Tidak semua luka diabetes dapat menyebabkan infeksi. Namun, jika dokter mendiagnosis adanya infeksi, maka pengobatan antibiotik, perawatan luka, dan rawat inap di rumah sakit akan diperlukan.
Agar infeksi tidak terjadi pada luka diabetes, maka penyandang diabetes perlu mengontrol gula darahnya setiap hari agar berada di level yang aman.
Selain itu, pastikan juga ulkus diabetikum selalu dalam keadaan bersih dan perban yang digunakan pun juga harus sering diganti.
Berjalan dengan kaki telanjang tidak disarankan, apalagi jika luka berada di telapak kaki. Penyandang diabetes bisa menggunakan tongkat atau kursi roda, untuk mengurangi tekanan dan iritasi, sehingga luka diabetes bisa lebih cepat membaik. (*)
Baca Juga: Luka Diabetes 'Basah' dan 'Kering' Berisiko Timbulkan Komplikasi Parah yang Disebut Gangren
Source | : | American Podiatric Medical Association |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar