GridHEALTH.id - Organ reproduksi seorang wanita terdiri dari vagina, serviks atau leher rahim, hingga rahim.
Salah satu peran dari organ reproduksi wanita adalah sebagai jalur darah menstruasi yang keluar dari tubuh setiap bulannya.
Baca Juga: Tanda Masalah Menstruasi, Salah Satunya Siklus Haid Berantakan
Menstruasi adalah proses luruhnya lapisan dinding rahim, ketika tidak terjadi kehamilan.
Setiap bulan, ovarium menghasilkan sel telur yang bertahan di rahim dan siap untuk dibuahi.
Jika tidak terjadi pembuahan, maka sel telur akan mati dan luruh bersama lapisan diding rahim, kemudian dikeluarkan melalui vagina.
Dalam hal ini, terdapat istilah siklus menstruasi yang dihitung dari hari terakhir haid hingga hari pertama seorang wanita menstruasi lagi.
Setiap wanita memiliki siklus haid yang berbeda-beda, tapi rata-rata menstruasi terjadi 28 hari sekali dan berlangsung selama 3-7 hari.
Baca Juga: Mengenal Amenorea, Masalah Menstruasi Penyebab Wanita Tidak Haid
Menstruasi terjadi sejak anak perempuan menginjak usia pubertas sekitar 12 tahun dan berakhir saat masa menopause, pada umur 50 tahun.
Selama rentang waktu tersebut, siklus menstruasi wanita tidak selalu teratur. Ada kalanya terjadi lebih panjang atau bahkan tidak menstruasi sama sekali.
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr Gorga I.V.W. Udjung, Sp. OG dari RSIA Bunda mengatakan, kedua kondisi tersebut disebut sebagai masalah menstruasi amenorea dan oligomenorea.
“Amenorea itu terjadinya gangguan haid di mana seorang wanita tidak haid sama sekali,” kata dokter Gorga kepada GridHEALTH dalam liputan khusus, Rabu (10/11/2021) lalu.
Sedangkan oligomenorea merupakan masalah menstruasi yang menyebabkan siklus haid wanita lebih panjang dari waktu yang normal, yakni 21-35 hari.
Baca Juga: Oligomenorea, Masalah Menstruasi yang Sebabkan Siklus Haid Panjang
Masalah menstruasi yang menyebabkan siklus haid wanita berantakan ini, menurut dokter Gorga dapat mempengaruhi kesuburan dan membuat sulit hamil.
Seperti yang diketahui, setiap bulan sel telur mempersiapkan diri untuk dibuahi dan akan masuk masa ovulasi (pelepasan) pada pertengahan siklus menstruasi.
Jika siklus menstruasi tidak beraturan, maka akan sulit untuk mengetahui dengan pasti kapan sel telur akan dihasilkan.
Baca Juga: Siklus Menstruasi Tidak Beraturan? Kenali Penyebab Utamanya
“Gangguan siklus mentsruasi itu pasti bisa menyebabkan gangguan kesuburan atau interfilitas. Contohnya, misalnya dia tidak haid sama sekali, artinya tidak ada masa subur. Tidak ada sel telur yang bisa dibuahi,” ujar dokter Gorga.
Ia menjelaskan, kondisi seperti ini membuat program hamil yang sedang dijalani pun akan menghadapi kendala.
Baca Juga: Premenstrual Dysphoric Disorder, Kondisi yang Lebih Parah dari PMS
“Nah kalau siklus haidnya terganggu, untuk program hamil pun akan terjadi kendala. Biasanya kita harus mengecek masalahnya di mana. Jadi, tidak hanya sperma saja yang kita harus nilai, tapi siklus haid juga harus kita perhatikan,” tuturnya.
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar