GridHEALTH.id -Salah satu metode melahirkan yang banyak diganrungi ibu muda adalah persalinan waterbirth.
Konon melahirkan dengan teknik waterbirth minim rasa sakit
Ini karena saat proses melahirkan ibu berendam dalam air hangat yang membuatnya rileks dan nyaman.
Selain, suhu yang hangat itu bermanfaat melancarkan sirkulasi darah, sehingga kontraksi lebih mudah dan mulut rahim menjadi lembek sehingga mudah dibuka.
Bahkan untuk beberapa kondisi, mulut rahim tidak perlu dijahit lagi karena tidak robek.
Bahkan banyak testimoni yang menyatakan proses melahirkan waterbirth lebih cepat dibandingkan melahirkan di ”darat”, hanya memakan waktu kurang lebih 1,5—2 jam.
Baca Juga: Tidak Saja Anti Air, Daun Talas Menolak Bala Penyakit Bagi yang Rutin Mengonsumsinya
Baca Juga: Penyuka Telur Asin Waspada, Bisa Tingkatkan Kolesterol, Memicu Stroke Hingga Penyakit Jantung
Spesialnya lagi melahirkan waterbirth, saat bayi keluar dari rahim dia akan tetap tenang dan nyaman.
Sebab bayi seolah tidak merasakan perpindahan drastis dari alam rahim ke alam dunia.
Karena di alam rahim dirinya berada di air, setelah keluar dari rahim pun dirinya berada di air.
Tapi bayi akan menangis bila ia diangkat dari kolam hangat tempat dirinya dilahirkan.
Namun tidak semua ibu bisa melahirkan dengan cara ini.
Syarat Bisa Melahirkan dengan Cara Waterbirth
Ada prasyarat yang harus ibu penuhi bila ingin melahirkan di air seperti; panggul tidak besar, bayi lahir tidak sungsang, tidak memiliki penyakit herpes, dan lain-lain.
Baca Juga: Inilah 7 Cara Terbaik Menjaga Lutut Agar Tetap Sehat dan Kuat
Selain itu, persalinan waterbirth memerlukan sarana dan prasana khusus yang tidak semua rumah sakit memilikinya.
Itulah mengapa, ibu yang hendak melahirkan menggunakan metode ini, harus memilih rumah sakit yang memang menyediakan jasa ini.
Namun demikian, menurut dr. Purnawan Senoaji, DTMH, Sp.OG, persalinan waterbirth tidak direkomendasikan oleh Perhimpunan Dokter Kandungan Indonesia atau POGI.
Baca Juga: Ciri-ciri Seseorang Mengalami Prediabetes, Kondisi Sebelum Positif Diabetes
Alasannya tidak ada perbedaan manfaatnya, kemudian belum juga terbukti keselamatannya.
Bahkan ada bahaya mengintip dibalik persalinan di air.
Manfaat Watter Birth Secara Ilmiah
Menyoal keselamatan ini juga sempat menjadi isu hangat di 2013, dimana ada seorang ibu yaitu Martini Nazif yang harus kehilangan bayinya saat menjalani proses persalinan di Rumah Sakit Asri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Riset yang dilakukan Dr Jeffrey Ecker dari Harvard University mengatakan, dia selalu menekankan pada pasien, belum ada bukti akurat bahwa melahirkan dengan cara waterbirth bisa memberi manfaat lebih dibandingkan melahirkan normal pada umumnya.
Menurut sang dokter, setiap wanita yang ingin melakukan waterbirth harus berkonsultasi dulu pada dokter dan memastikan bahwa klinik bersalin memiliki penanganan yang bagus.
Baca Juga: Bolehkah Langsung Minum Paracetamol Setelah Vaksin Covid-19? Ini Jawabannya
Beberapa risiko yang harus diketahui wanita bila memilih proses waterbirth adalah infeksi, kesulitan mengatur suhu bayi dan gangguan pernapasan pada bayi.
Pemeriksaan pada ibu yang akan melahirkan dengan cara waterbirth harus lebih banyak, termasuk mensimulasi lingkungan rahim, suhu air yang digunakan, pengawasan tim medis selama proses waterbirth dan tentunya kebersihan tempat untuk melakukan proses waterbirth.(*)
Artikel ini telah publish di nakita.id dengan judul; Ini Bahaya Melahirkan di Air (Waterbirth)
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar