GridHEALTH.id - Menopause merupakan akhir dari siklus menstruasi seorang wanita. Ketika ini terjadi, wanita tidak akan mengalami menstruasi selama satu tahun penuh.
Setiap wanita lahir dengan sel telur, yang disimpan di dalam indung telur atau ovarium. Selama usia subur, ovarium akan melepaskan sel telur yang sudah matang dan siap untuk dibuahi.
Namun ketika terjadi menopause, ovarium yang ada di sisi kiri dan kanan organ reproduksi, tidak lagi melepaskan sel telur setiap bulan dan menstruasi pun berhenti.
Baca Juga: 8 Vitamin Penting Untuk Wanita Di Atas 40 Tahun dan Sumber Makanannya
Selain itu, ovarium juga mempengaruhi dua hormon seksual, yakni estrogen dan progesteron.
Namun seiring bertambahnya usia seorang wanita, maka organ reproduksi tersebut mengalami penurunan fungsi.
Baca Juga: Wanita Dapat Memperkirakan Kapan Menopausenya Dengan Melihat Ibunya
Sehingga produksi hormon estrogen dan progesteron pun mengalami penurunan.
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr F.X.A Bhimantoro, Sp. OG dari RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, dalam liputan khusus GridHEALTH, Selasa (23/11/2021), menejalaskan mengenai hal ini lebih lanjut.
“Menopause ini disebabkan oleh proses aging atau penuaan. Penuaan itu mempengaruhi fungsi dari ovarium (indung telur). Kan setiap wanita mempunyai ovarium di kanan dan kiri, nah itu mengalami penuaan sehingga menurun fungsi untuk menghasilkan hormon seksual, estrogen dan progesteron,” kata dokter Bhimantoro.
Dokter Bhimantoro menjelaskan, pada masa transisi yang dilalui oleh seorang wanita ke masa menopause, terdapat sejumlah gejala yang akan terjadi. Masa transisi ini dikenal juga sebagai pra menopause atau perimenopause.
“Jadi biasanya seorang wanita tuh menyadari, ‘Wah saya sudah mendekati menopause’. Gejalanya terutama haidnya mulai tidak teratur. Yang biasanya siklusnya 28 hari atau 30 hari mendapat haid, lama-lama malah memendek, misalnya 20 hari atau malah memanjang, bisa 2 bulan sekali,” jelasnya.
Selain siklus haid yang tidak teratur, dokter Bhimantoro mengatakan bahwa terdapat kondisi lain yang menandakan seorang wanita sudah memasuki masa menopause, yakni hot flashes.
Baca Juga: Fase Menopause Akan Dihadapi Semua Wanita, Perubahan Ini yang Bakal Terjadi Pada Organ Intim
“Nah ini yang biasanya agak mengganggu ya, gejala hot flashes (semburan panas). Udara panas di wajah atau dada,” ujar dokter Bhimantoro.
Dia mengatakan, saat mengalami gejala hot flashes, seorang wanita akan tetap merasakan panas meskipun sudah menggunakan pendingin ruangan.
“(Hot flashes menyebabkan) keringat dan kadang-kadang timbul kemerahan di dada, kadang juga menggigil,” jelasnya.
Baca Juga: Haid Tidak Teratur Atau Terlambat Banyak Dialami Wanita Milenial
Gejala hot flashes ini intensitasnya bervariasi pada setiap perempuan. Kondisi ini bisa bertahan selama 1 atau 2 menit, dan paling lama 5 menit.
Dokter Bhimantoro menjelaskan, bahwa hot flashes terjadi karena adanya perubahan pada hormon tubuh seorang wanita, sebelum dan selama menopause.
Baca Juga: Mendapat Haid di Usia Dini Ternyata Tidak Baik, Ini Alasannya
“Itu disebabkan karena perubahan dari kadar estrogen. Ovarium (fungsinya) menurun karena penuaan dan estrogennya langsung turun juga, sehingga menyebabkan hot flashes,” tuturnya.
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar