GridHEALTH.id - Setiap wanita pasti akan mengalami menopause atau berakhirnya siklus haid.
Umumnya menopause dialami oleh wanita ketika usia mereka di atas 45 tahun hingga 50 tahun. Kondisi ini, berkaitan dengan proses penuaan atau aging.
Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan dr F.X.A. Bhimantoro, Sp. OG dari Rumah Sakit Pondok Indah – Bintaro Jaya mengatakan, bertambahnya usia seorang wanita, mempengaruhi fungsi ovarium.
Baca Juga: Penyebab Menopause Dini yang Terjadi Sebelum Usia 50 Tahun, Ini Gejala dan Risikonya
Seperti yang diketahui, ovarium atau indung telur, menjadi tempat bagi sel-sel telur sebelum dilepaskan ketika masa ovulasi.
Pada usia subur, tubuh wanita setiap bulan mempersiapkan kehamilan, dengan melepas sel telur yang sudah matang dan siap untuk dibuahi. Dan jika tidak terjadi pembuahan, maka dinding rahim akan luruh dan terjadi menstruasi.
Baca Juga: Waspada, Osteoporosis Tak Hanya Menyerang Lansia, Tapi Juga Orang Muda
Namun pada wanita yang sudah memasuki masa menopause, hal tersebut tidak terjadi. Wanita yang sudah menopause, tidak akan mengalami haid seperti sebelumnya.
“Menopause adalah suatu keadaan di mana wanita itu tidak haid selama 12 bulan. Jadi 12 bulan penuh, ia tidak menstruasi,” kata dokter Bhimantoro kepada GridHEALTH dalam liputan khusus, Selasa (23/11/2021).
Sebelum memasuki masa menopause atau berakhirnya siklus haid, wanita akan melalui fase pra menopause.
Selama fase ini, seorang wanita akan merasakan beberapa gejala seperti kepanasan, keringat di malam hari, penurunan massa otot, berkurangnya hasrat untuk berhubungan seksual menurun, dan moody (suasana hati yang berubah-ubah).
“Wanita-wanita yang mengalami pra menopause, biasanya moody. Gampang cemas, mudah tersinggung. Itu semua karena fluktuasi dari kadar hormon progesteron,” ujar dokter Bhimantoro.
Baca Juga: Kelelahan Emosional Jarang Terdeteksi Padahal Berimbas Pada Fisik
Ketika ini terjadi, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan dan peran keluarga sangat penting dalam mengatasi masalah ini.
“Di sini pentingnya peran dari keluarga. Jadi sebaiknya pasangan atau keluarga itu juga diedukasi, apa itu menopause dan gejalanya. Jadi, pasangan atau keluarga lebih memahami bila seorang wanita mengalami menopause,” ungkap dokter Bhimantoro.
Selain dukungan dari keluarga, perubahan suasana hati yang dialami oleh wanita ketika menopause juga bisa diatasi dengan melakukan olahraga.
Baca Juga: 8 Vitamin Penting Untuk Wanita Di Atas 40 Tahun dan Sumber Makanannya
“Olahraga itu akan memicu hormon endorfin naik. Hormon endorfin itu berhubungan dengan rasa nyaman. Jadi kalau habis olahraga, perasaan bahagia, perasaan nyaman akan timbul. Itu bisa membantu memperbaiki mood yang jelek,” jelasnya.
Olahraga yang bisa dilakukan oleh seorang wanita di masa menopausenya, menurut dokter Bhimantoro yaitu yoga.
Jenis olahraga tersebut dapat membantu wanita menerima fase kehidupan yang sedang dilaluinya.
“Kalau itu semua kurang membantu, ya mungkin harus melakukan kunjungan atau konsultasi ke psikolog agar segera dapat diatasi,” pungkasnya.
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar