GridHEALTH.id - Dunia saat ini masih berusaha untuk melewati pandemi Covid-19 yang sudah mewabah sejak awal tahun 2020 lalu.
Pandemi Covid-19 belum juga berakhir, penemu vaksin Covid-19 AstraZeneca, Sarah Gilbert mengatakan, dunia harus bersiap-siap untuk pandemi berikutnya.
Baca Juga: Sperma Pria yang Belum Divaksin Covid-19 Disebut Bakal Berharga di Masa Depan? Cek Fakta Sebenarnya
Bahkan dia mengatakan, kalau pandemi selanjutnya akan lebih mematikan dibandingkan dengan Covid-19 sekarang ini.
“Ini bukan kali terakhir virus mengancam hidup dan mata pencaharian kita,” kata Sarah Gilbert dalam kesempatan Richard Dimbleby Lecture, dikutip Reuters, Selasa (7/12/2021).
Baca Juga: Varian Omicron Telah Berevolusi Berbulan-bulan Tanpa Ketahuan, Ahli Virologi Mengaku Kecolongan
“Sejujurnya, (pandemi) yang selanjutnya akan lebih parah. Itu akan lebih menular, atau lebih mematikan, atau keduanya,” ujarnya.
Sarah Gilbert merupakan salah satu profesor vaksinologi di Oxford University.
Johns Hopkins University melaporkan, Covid-19 sudah menyebabkan sekitar 5,26 kematian di dunia. Kondisi ini, membuat Gilbert mengingatkan dunia untuk bersiap-siap.
“Kemajuan yang telah kita buat, dan pengatahuan yang kita peroleh, tidak boleh hilang,” ujarnya.
Berkaitan dengan Covid-19 varian Omicron, Sarah Gilbert mengatakan bahwa ada kemungkinan vaksin yang ada saat ini kurang efektif menghadapi varian tersebut.
Baca Juga: Asal-usul Varian Omicron, Benarkah Berasal Dari Virus Flu Biasa?
Meski begitu, menurunnya efektivitas vaksin Covid-19 bukan berarti mengurangi perlindungan terhadap keparahan dan kematian.
“Ada perubahan tambahan yang mungkin berarti antibodi diinduksi oleh vaksin, atau oleh infeksi varian lain, mungkin kurang efektif dalam mencegah infeksi Omicron,” kata Gilbert.
Baca Juga: Varian Omicron Sudah Sampai Singapura, Presiden Jokowi: 'Dibawa Orang-orang asing'
Dia melanjutkan, “Sampai kita tahu lebih banyak, kita harus berhati-hati, dan mengambil langkah untuk memperlambat penyebaran varian baru ini.”
Varian Omicron dinyatakan sebagai variant of concern oleh Organsiasi Kesehatan Dunia (WHO), pada Jumat (26/11/2021). Kasusnya pertama kali dilaporkan di Bostwana dan Afrika Selatan.
Hingga saat ini, sudah ada lebih dari 30 negara yang melaporkan telah mendeteksi kasus varian Omicron.
Baca Juga: Risiko Kelahiran Prematur Lebih Banyak Pada Pasien Covid-19, Studi
Bersama dengan para ilmuwan, WHO tengah mempelajari lebih lanjut mengenai varian baru Covid-19 ini.
Dilansir dari laman WHO, Selasa (7/12/2021), jenis vaksin Covid-19 yang saat ini sudah ada dapat digunakan untuk menangani varian Omicron. Vaksin tersebut efektif mencegah tingkat keparahan kondisi orang yang terinfeksi dan kematian.
Baca Juga: Gejala dan Risiko Varian Omicron Jika Sudah Divaksin Covid-19 Seperti Ini
Selain vaksin, WHO juga meningatkan masyarakat dunia untuk menerapkan protokol kesehatan yang sudah dikampanyekan sejak awal pandemi Covid-19, yakni menjaga jarak 1 meter dari orang lain, menggunakan masker yang tepat, memperbaiki sirkulasi udara, dan menjaga tangan tetap bersih. (*)
Source | : | Reuters,WHO |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar