Tantangan di Masa Pandemi Covid-19
Di era pandemi Covid-19 saat ini, masyarakat, tak terkecuali juranlis, mau tak mau dipaksa untuk hidup dalam dunia digital yang serba cepat.
Masyarakat pun kini semakin giat mencari informasi melalui dunia digital dan internet.
Tapi hal ini, menurut Eugenia, “bisa menjadi lubang hitam untuk informasi terkait kesehatan. Bisa jadi masyarakat menyerap informasi hoaks dengan lebih mudah akibat derasnya arus informasi yang kurang terfilter.”
Ia mencontohkan, dahulu sebelum pandemi melanda, kegiatan press conference atau media briefing dilakukan secara tatap muka.
Hal ini tentu terlihat lebih ideal, karena seorang jurnalis bisa melakukan rekonfirmasi terhadap informasi yang kurang jelas, serta bisa secara langsung mengajukan pertanyaan kepada para narasumber. Pertanyaan yang diajukan pun bisa lebih spesifik lewat door stop interview.
Baca Juga: Eliminasi HIV di Indonesia Jauh dari Target 2030, Wamenkes; Penyebabnya 3 Hal Ini
Tapi di masa pandemi ini tentu hal-hal tersebut tidak bisa terfasilitasi. Aktivitas edukasi PR beralih dari tatap muka menjadi virtual.
Aktivitas edukasi virtual ternyata dapat mengakibatkan informasi yang diterima oleh masyarakat atau wartawan menjadi kurang lengkap karena berbagai faktor, salah satunya karena masih banyak praktisi medis yang masih kaku dalam penyampaian informasi.
“Kami punya pengalaman membuat edukasi virtual yang narasumbernya benar-benar berbahasa ilmiah selayaknya berbicara kepada rekan sesama dokter, alhasil banyak jurnalis yang memberitahukan kami bahwa mereka tidak paham sama sekali mengenai apa yang dibicarakan. Tentu saja kami harus punya solusi terhadap hal ini,” tutur Eugenia.
Salah satu senjata yang dapat digunakan oleh agensi PR untuk menghindari misinformasi adalah dengan membuat press release yang berkualitas.
Dengan adanya press release yang baik dan berkualitas, akan sangat membantu wartawan dalam proses pembuatan berita sehingga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya misinformasi.
Baca Juga: Varian Omicron Lolos dari Netralisasi Vaksin Pfizer/BioNTech, Ini Artinya ....
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar