GridHEALTH.id - Apendisitis atau radang usus buntu adalah keadaan darurat medis yang perlu segera mendapatkan pengobatan.
Sebab kemungkinan usus buntu akan pecah dan berisiko menyebabkan infeksi yang serius serta mematikan.
Dijelaskan pada laman my.clevelandclinic.org (6/7/2020), bahwa usus buntu adalah tabung seukuran jari yang terletak di mana usus besar dan kecil terhubung.
Ini tidak memiliki fungsi yang diketahui, tetapi jika meradang atau terinfeksi (radang usus buntu), kita memerlukan perawatan segera.
Usus buntu yang meradang dapat menyebabkan rasa sakit terus menerus. Atau mungkin pecah (ruptur), menyebabkan rasa sakit yang tiba-tiba dan parah.
Usus buntu yang pecah dapat menyebarkan bakteri melalui rongga perut. Bakteri ini memicu penyakit infeksi serius yang terkadang fatal yang disebut peritonitis.
Lantas apa yang bisa dilakukan untuk mengobati usus buntu?
Baca Juga: Gak Melulu Usus Buntu, Ini 4 Penyebab Nyeri Perut Bagian Bawah
Untuk alasan ini, di hampir semua situasi, penyedia layanan kesehatan umumnya akan menyarankan kita menjalani metode operasi untuk mengangkat usus buntu.
Diketahui operasi adalah satu-satunya cara paling efektif untuk mengatasi radang usus buntu.
Melansir laman hopkinsmedicine.org, usus buntu dapat diangkat dengan prosedur terbuka atau menggunakan laparoskopi:
1, Metode operasi terbuka (tradisional)
Pada metode ini kita akan diberikan anestesi. Sayatan (sayatan) dibuat di sisi kanan bawah perut.
Dokter bedah akan menemukan usus buntu dan mengeluarkannya.
Jika usus buntu telah pecah, tabung kecil (shunt) dapat ditempatkan untuk mengalirkan nanah dan cairan lain di perut.
Mereka akan dikeluarkan dalam beberapa hari, ketika ahli bedah merasa infeksi telah hilang.
2. Metode laparoskopi
Pada metoode ini kita juga akan diberikan anestesi. Operasi ini menggunakan beberapa sayatan kecil (sayatan) dan kamera (laparoskop) untuk melihat ke dalam perut pasien.
Alat-alat bedah ditempatkan melalui beberapa sayatan kecil. Laparoskop kemudian ditempatkan melalui sayatan lainnya.
Laparoskopi seringkali dapat dilakukan bahkan jika usus buntu telah pecah.
Jika usus buntu tidak pecah maka pemulihan kita dari usus buntu hanya akan memakan waktu beberapa hari.
Namun jika usus buntu sudah pecah, waktu pemulihan mungkin akan lebih lama dan kita akan membutuhkan obat antibiotik.
Namun terlepas dari metode pengobatan yang dipikih, kita masih bisa hidup normal tanpa usus buntu. Perubahan diet atau olahraga biasanya tidak diperlukan setelahnya.(*)
Baca Juga: Bisa Jadi Tanda Penyakit Usus Buntu, Berbagai Gejala Ini Jangan Diabaikan
Source | : | My.clevelandclinic.org,Hopkinsmedicine.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar