GridHEALTH.id - Seiring waktu, fakta mengenai mutasi virus Covid-19 tipe B.1.1.529 atau varian Omicron mulai terungkap.
Salah satu yang menjadi perhatian saat ini diantaranya perihal varian Omicron yang disebut tidak dapat terdeteksi oleh tes RT PCR (Reserve Transcription Polymerse Chain Reaction).
Diketahui tes RT PCR sendiri adalah tes yang paling efektif untuk mendeteksi virus Covid-19 saat ini.
Menurut penjelasan di Mayo Clinic (3/8/2021), tes RT PCR dilakukan dengan mengumpulkan sampel cairan dengan memasukkan usap hidung panjang (swab nasofaring) ke dalam lubang hidung dan mengambil cairan dari bagian belakang hidung.
Dalam praktiknya, usap panjang dimasukkan ke bagian belakang tenggorokan (swab orofaringeal), atau mungkin meludah ke dalam tabung untuk menghasilkan sampel air liur.
Hasilnya mungkin tersedia dalam hitungan menit jika dianalisis di tempat atau beberapa hari atau lebih lama di lokasi dengan penundaan pemrosesan pengujian, jika dikirim ke lab luar.
Tes RT PCR sangat akurat bila dilakukan dengan benar oleh profesional perawatan kesehatan.
Lantas, mengapa RT PCR tidak dapat mendeteksi varian Omicron?
Berikut penjelasan Epidemiolog Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman yang dilansir dari tribunnews.com (9/12/2019).
Baca Juga: WHO: Varian Omicron Lebih Ringan Dibanding Delta, Tapi Tetap Waspada
Menurut Dicky untuk mendeteksi varian Omicron tidak harus menggunakan Whole Genome Sequencing (WGS).
"Negara-negara Afrika sekalipun tidak melakukan itu. tidak melakukan Whole Genome Sequencing (WGS).
Mereka hanya melakukan proxy method. Dimana sesuai juga rekomendasi WHO," ungkapnya.
Dicky mengatakan saat ini dunia sudah mengetahui bahwa secara saintis, varian Omicron tidak dapat terdeteksi oleh RT PCR.
Sehingga gagal dalam mendeteksi ada disebut dengan fenomena S gene target failure (SGTF).
"Sementara varian yang mendominasi di dunia adalah varian delta dengan S-gene positif," katanya lagi.
Di sisi lain memang tidak perlu menggunakan pemeriksa genomic mahal dan juga memerlukan banyak waktu.
Baca Juga: Penjelasan Kemenkes Prihal Varian Omicron Sudah Masuk Indonesia
Paling tidak dari hasil tes sikuens genomic membutuhkan satu minggu.
"Dan di Bekasi ini kalau tidak terdeteksi S-GEN, besar kemungkinan itu Omicorn Itu yang dilakukan banyak negara terbatas saat ini.
Kita bisa menerapkan itu proxy method. WHO sudah merekomendasikan," pungkasnya.
Dicky pun menyebutkan meskipun sudah ditemukan nantinya varian Omicron di Indonesia, hal yang paling penting adalah responnya.
Dalam pelacakan apa pun varian nya, Dicky menegaskan yang utama dilakukan adalah memutuskan transmisi yakni isolasi dan karantina.
Setelah itu melakukan proteksi pada kelompok berisiko, seperti lansia, penyandang disabilitas dan sebagainya dan melakukan vaksinasi Covid-19.(*)
Baca Juga: Varian Omicron Lolos dari Netralisasi Vaksin Pfizer/BioNTech, Ini Artinya ....
Source | : | Tribunnews.com,Mayoclinic.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar