GridHEALTH.id - Trikomoniasis adalah penyakit infeksi kelamin yang paling umum terjadi pada wanita, dibandingkan pria.
Parasit dengan nama Trichomonas vaginalis, menjadi penyebab dari infeksi trikomoniasis.
Dilansir dari CDC, Senin (27/12/2021), trikomoniasis pada wanita cenderung terjadi di vagina, vulva, serviks, ataupun uretra.
Sedangkan pada pria, bagian tubuh yang paling terdampak oleh trikomoniasis adalah bagian dalam penis atau uretra.
Baca Juga: Beda Gejala Kelamin Gonore Pada Pria dan Wanita, Bayi pun Berisiko
Sekitar 70% orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apapun, jika masih tahap awal. Pada beberapa orang, gejala mungkin muncul 5 hingga 28 hari setelah terpapar.
Gejala trikomoniasis yang dialami oleh pria dan wanita berbeda. Berikut ini adalah gejala infeksi yang dialami wanita.
1. Keputihan dengan warna kuning, hijau, atau keabu-abuan dan mengeluarkan bau tidak sedap.
2. Kulit kelamin menjadi kemerahan dan gatal.
3. Terasa nyeri saat harus buang air kecil dan melakukan hubungan intim.
Sementara gejala trikomoniosis pada pria meliputi:
1. Iritasi di bagian dalam penis.
2. Terasa sakit saat buang air kecil atau melakukan ejakulasi.
3. Adanya cairan khas yang keluar dari penis.
Melansir Mayo Clinic, Senin (27/12/2021), pengobatan utama trikomoniosis baik pada pria atau wanita adalah dengan minum antibiotik metronidazole dan tinidazole.
Baca Juga: 7 Penyakit Infeksi Mulut Yang Paling Sering Terjadi dan Berisiko
Dalam kasus yang serius, metronidazole mungkin harus diminum sebanyak dua kali sehari selama satu minggu penuh.
Pengobatan trikomoniosis tidak hanya dijalani oleh orang yang terinfeksi saja, tapi juga pada pasangannya.
Baca Juga: Pertanyaan Awam, Bisakah Sunat Pada Pria Mencegah HIV/AIDS?
Selama menjalani pengobatan, orang yang terinfeksi tidak boleh melakukan hubungan seksual, sebelum hasilnya bersih.
Selain itu, 72 jam setelah mengonsumsi antibiotik untuk trikomoniosis, orang yang terinfeksi tidak boleh mengonsumsi alkohol.
Minum alkohol setelah mengonsumsi obat-obatan, hanya akan menyebabkan mual dan muntah.
Dokter mungkin akan melakukan pengetesan ulang, dengan memakain sampel dari urin atau lendir vagina, dua minggu sampai tiga bulan setelah menjalani pengobatan.
Trikomoniosis yang tidak diobati, akan bertahan selama beberapa bulan bahkan tahun.
Penyakit ini juga berisiko tinggi menyebabkan atau menularkan infeksi seksual lainnya, seperti HIV.
Source | : | Mayo Clinic,CDC |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar