Sebab sesuai dengan kebijakan dari BRIN, sebagian alat-alat termasuk alat untuk PCR dan uji WGS itu dipusatkan atau dipindahkan ke Cibinong.
Karena sudah dipindahkan, maka Amin menyebut kalau Eijkman juga sudah tidak bisa merekrut asisten riset untuk melakukan penelitian, maka pihak Eijkman harus menghentikan kegiatannya.
"Padahal sebelumnya kita pernah mencapai hampir 1.000 tes per hari di bidang uji sequencing hingga beberapa bulan lalu Eijkman adalah kontributor terbesar uji WGS di Indonesia," ujarnya.
"Tapi dengan situasi seperti ini kami harus menghentikan dan sekarang tidak ada lagi kontribusi Eijkman padahal kita ketahui dengan adanya Omicron ini kebutuhan akan pemeriksaan WGS ini semakin meningkat," imbuhnya.
Baca Juga: Jaga Kesehatan Liver dengan Konsumsi 4 Jenis Makanan Berikut Ini, Salah Satunya Salmon
Ilmuan Lembaga Eijkman Kehilangan Pekerjaan
Adapun mengenai isu adanya ilmuan LBM Eijkman yang kehilangan pekerjaan setelah terintegrasi ke dalam BRIN, menurut Profesor Amin Soebandrio "Kalau dilihat situasinya, memang ada perubahan sistem pengaturan peneliti, termasuk pengaturan fasilitas lab. Itu semua ada perubahan," katanya kepada wartawan, Sabtu (1/1/2021), dikutip dari Detik.com (2/1/2022).
prihal isu banyak ilmuwan Eijkman yang kehilangan pekerjaan, Prof Amin tidak mengetahuinya secara pasti.
Baca Juga: 2.650 Pria Selama 2021 Diperkirakan Mengalami Kanker Payudara, Roby Purba Ingatkan yang Suka Nge Gym
Source | : | Kompas-Eijkman,Detik-Eijkman,Suara-Eijkman |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar