GridHEALTH.id - LBM Eijkman dikenal sebagai lembaga penelitian pemerintah yang bergerak di bidang biologi molekuler dan bioteknologi kedokteran.
Lembaga Eijkman ini dulu bernaung di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.
Selama berdirinya Lembaga Eijkman telah meneliti banyak hal, termasuk yang terkait penanganan pandemi COVID-19.
Lembaga Eijkman alias Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME), berkontribusi dalam pendeteksian Covid-19 melalui tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dan pengurutan seluruh genom atau WGS.
Kini LBME melebur ke Badan Riset dan Inovasi Indonesia (BRIN).
Sejak itu banyak diberitakan ada 113 tenaga honorer tidak diperpanjang kontraknya atau diberhentikan.
Baca Juga: 4 Penyebab Vagina Gatal Sebelum dan Saat Menstruasi, Serta Cara Mengatasinya
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman, Wien Kusharyoto mengatakan, melansir Kompas.com (3/1/2022), 113 orang itu diberhentikan karena dampak adanya integrasi Lembaga Eijkman ke tubuh BRIN, September 2021.
"113 orang, sekitar 71 adalah tenaga honorer periset," kata Wien saat dihubungi Kompas.com, Minggu (2/1/2022). Lembaga Eijkman telah resmi terintegrasi ke dalam BRIN.
Lembaga itu juga diketahui telah berganti nama menjadi PRBM Eijkman.
Lembaga Eijkman Hentikan Tes PCR dan WGS
Setelah melebur dengan BRIN dan berganti nama menjadi PRBM Eijkman, tes PCR dan WGS dengan berat hati dihentikan.
Tes PCR dan WGS itu dilakukan lembaga Eijkman melalui Tim Waspada Covid-19 Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (Wascove) yang dibentuk sejak 16 Maret 2020.
Sejak dibentuk, tim Wascove membuka pelayanan pemeriksaan Covid-19 untuk publik dan tidak memungut biaya.
"Dengan berat hati kami harus menghentikan kegiatan itu di Eijkman," kata Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman periode 2014-2021, Amin Soebandrio dalam sebuah diskusi virtual, Senin (3/1/2022).
Baca Juga: Cerita Robby Purba, Benarkah Konsumsi Suplemen Bisa Picu Tumor Payudara?
Sebab sesuai dengan kebijakan dari BRIN, sebagian alat-alat termasuk alat untuk PCR dan uji WGS itu dipusatkan atau dipindahkan ke Cibinong.
Karena sudah dipindahkan, maka Amin menyebut kalau Eijkman juga sudah tidak bisa merekrut asisten riset untuk melakukan penelitian, maka pihak Eijkman harus menghentikan kegiatannya.
"Padahal sebelumnya kita pernah mencapai hampir 1.000 tes per hari di bidang uji sequencing hingga beberapa bulan lalu Eijkman adalah kontributor terbesar uji WGS di Indonesia," ujarnya.
"Tapi dengan situasi seperti ini kami harus menghentikan dan sekarang tidak ada lagi kontribusi Eijkman padahal kita ketahui dengan adanya Omicron ini kebutuhan akan pemeriksaan WGS ini semakin meningkat," imbuhnya.
Baca Juga: Jaga Kesehatan Liver dengan Konsumsi 4 Jenis Makanan Berikut Ini, Salah Satunya Salmon
Ilmuan Lembaga Eijkman Kehilangan Pekerjaan
Adapun mengenai isu adanya ilmuan LBM Eijkman yang kehilangan pekerjaan setelah terintegrasi ke dalam BRIN, menurut Profesor Amin Soebandrio "Kalau dilihat situasinya, memang ada perubahan sistem pengaturan peneliti, termasuk pengaturan fasilitas lab. Itu semua ada perubahan," katanya kepada wartawan, Sabtu (1/1/2021), dikutip dari Detik.com (2/1/2022).
prihal isu banyak ilmuwan Eijkman yang kehilangan pekerjaan, Prof Amin tidak mengetahuinya secara pasti.
Baca Juga: 2.650 Pria Selama 2021 Diperkirakan Mengalami Kanker Payudara, Roby Purba Ingatkan yang Suka Nge Gym
Akan tetapi, Amin menyebut, memang terjadi perubahan di Eijkman setelah terintegrasi ke dalam BRIN.
"Saya sendiri tidak tahu dari mana statement tersebut. Perubahan itu ada pasti," katanya.
Malah Amin menyampaikan, ASN pasti diterima di Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman yang telah terintegrasi dalam BRIN.
Ilmuwan lain juga ada peluang menjadi pegawai, akan tetapi ada aturannya.
Adapun menurut Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, dikutip dari Detik.com (2/1/2022), "Informasi itu tidak benar."
"Perlu dipahami bahwa LBM Eijkman selama ini bukan lembaga resmi pemerintah dan berstatus unit proyek di Kemristek. Hal ini menyebabkan selama ini para PNS periset di LBME tidak dapat diangkat sebagai peneliti penuh dan berstatus seperti tenaga administrasi," papar Laksana.(*)
Baca Juga: Paru-paru Aman dari Omicron, Tapi Tidak dengan Tenggorokan Kita
Source | : | Kompas-Eijkman,Detik-Eijkman,Suara-Eijkman |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar