GridHEALTH.id - Melahirkan bukan merupakan hal yang mudah untuk dilakukan oleh para ibu.
Setelah meregang nyawa selama proses persalinan, ibu juga mungkin akan mengalami pendarahan setelah melahirkan.
Dilansir dari Standford Children's Health, Minggu (09/01/2022), pendarahan setelah melahirkan atau pendarahan postpatrum terjadi pada sekitar 5 dari 100 wanita.
Pendarahan pascamelahirkan lebih umum dialami oleh wanita yang melahirkan dengan operasi sesar, ketika plasenta atau ari-ari dikeluarkan.
Kejadian pendarahan setelah melahirkan disebabkan karena rahim berkontraksi dan plasenta terdorong keluar usai bayi dilahirkan.
Baca Juga: 3 Proses Melahirkan Secara Normal, No 2 Baru Namanya Persalinan
Setelah plasenta keluar, kontraksi yang masih terjadi memberikan tekanan terhadap pembuluh darah yang ada di tempat menempelnya plasenta.
Jika kontraksi rahim tidak cukup kuat, maka akan terjadi pendarahan setelah melahirkan.
Pendarahan setelah melahirkan berisiko tinggi terjadi pada wanita yang mengalami plasenta previa, melahirkan bayi kembar, tekanan darah tinggi selama hamil, dan obesitas.
Baca Juga: Ibu Hamil Terpapar Covid-19 Melahirkan dalam Keadaan Koma, Saat Sadar Dirinya Kaget Sang Anak ...
Tanda-tanda pendarahan setelah melahirkan meliputi pendarahan yang tidak terkendali, tekanan darah tinggi, detak jantung meningkat, dan nyeri serta bengkak di sekitar vagina.
Melansir Children's Hospital of Philadelphia, Minggu (09/01/2022), penanganan pendarahan setelah melahirkan akan disesuaikan dengan kondisi persalinan dan riwayat kesehatan.
Juga toleransi terhadap pengobatan dan terapi yang akan dilakukan.
Tujuan dari penanganan setelah melahirkan dilakukan untuk menghentikan penyebabnya.
Baca Juga: Perubahan Payudara Setelah Melahirkan, Ini Tips Cara Mengencangkannya
Berikut ini beberapa perawatan yang dilakukan untuk mengatasi pendarahan setelah melahirkan.
1. Obat yang diberikan untuk merangsang kontraksi rahim.
2. Pijat manual rahim yang dilakukan untuk merangsang kontraksi.
3. Pengangkatan potongan plasenta yang masih tertinggal di rahim.
4. Pemeriksaan rahim dan jaringan panggul lainnya.
5. Laparotomi, operasi yang dilakukan dengan membuka perut dan menemukan penyebab pendarahan setelah melahirkan.
6. Histerektomi, pengangkatan rahim yang menjadi pilihan terakhir jika pengobatan yang lain tidak memiliki respon baik.
Baca Juga: Nyeri Panggul Bisa Dialami Saat Kehamilan dan Setelah Melahirkan, Begini Cara Menanganinya
Ibu juga mungkin akan diinfus untuk menggantikan cairan dan darah yang hilang selama pendarahan setelah melahirkan.(*)
Source | : | Standford Children's Health,Children's Hospital of Philadelphia |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar