GridHEALTH.id – Air ketuban merupakan cairan yang warnanya agak kekuningan dan mengelilingi bayi saat berada di dalam kandungan.
Dilansir dari Medline Plus, Sabtu (08/01/2022), saat masih berada di kandungan, bayi akan mengapung di dalam cairan ketuban.
Jumlah cairan ketuban pada usia 34 minggu, rata-rata sekitar 800 ml. Sedangkan saat usia kehamilan sudah mencapai 40 minggu, maka air ketuban turun menjadi 600 ml.
Air ketuban pecah saat sudah waktunya untuk melahirkan, yakni saat usia kandungan antara 39-40 minggu.
Baca Juga: Jangan Takut, Ibu Sakit Saat Melahirkan Bisa Dikurangi dengan Cara Ini
Ketika air ketuban akan pecah, ibu hamil akan mengalami kontraksi dan serviks (leher rahim) menipis serta melebar, agar mempermudah bayi lahir.
Walaupun rata-rata air ketuban pecah saat usia kandungan sudah 39 minggu, tapi ada juga yang mengalaminya lebih cepat. Bisa terjadi di bawah 37 minggu.
Wanita yang pernah alami kondisi ini sebelumnya, mengalami peradangan selaput janin, pendarahan vagina di trimester kedua atau ketiga, merokok, hingga gizi buruk, berisiko mengalami pecah ketuban dini.
Ketuban Pecah Dini
Jika terjadi pecah ketuban dini, dokter akan mencoba mempertahankan kehamilan dengan memberikan antibiotik untuk mencegah infeksi dan suntikan steroid untuk mematangkan paru-paru bayi, dikutip dari Mayo Clinic, Sabtu (08/01/2022).
Akan tetapi untuk menghindari infeksi, persalinan mungkin segera dilakukan jika ketuban pecah saat usia kandungan sudah 34 minggu.
Baca Juga: 3 Proses Melahirkan Secara Normal, No 2 Baru Namanya Persalinan
Melansir Medicine Net, Sabtu (08/01/2022), berikut ini beberapa ciri-ciri saat air ketuban pecah.
1. Rembesan air
Jumlah air ketuban yang keluar tergantung seberapa besar robekan yang terjadi. Jika kecil, maka hanya akan berupa tetesan saja.
Tapi jika robekannya besar, maka ibu akan merasakan ada semburan air dan membasahi tubuh bagian bawah ibu. Banyaknya cairan yang keluar saat ketuban pecah, yakni sekitar 2,5-3 cangkir.
Baca Juga: Ada Risiko Persalinan Macet Saat Melahirkan Normal yang Sangat Berbahaya
Ketuban pecah di bawah kepala bayi, cairan yang sudah menumpuk akan menyembur keluar.
Sedangkan jika pecah ketuban terjadi lebih tinggi di dalam rahim, cairan hanya akan menetes di antara kantung dan lapisan rahim.
Baca Juga: Perubahan Payudara Setelah Melahirkan, Ini Tips Cara Mengencangkannya
2. Cairan bening dan tidak bau
Berbeda dari urin, saat air ketuban pecah, maka Ciaran yang muncul tidak akan berbau. Warnanya biasanya bening atau merah muda dengan sedikit darah.
3. Adanya letupan
Pada beberapa wanita, saat air ketuban pecah akan terdengar suara letupan yang diikuti oleh air yang mulai turun.
Ibu pun akan mengalami kontraksi yang intensitasnya meningkat saat ketuban pecah.(*)
Source | : | Mayo Clinic,Medline Plus,Medicine Net |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar