GridHEALTH.id – Dunia saat ini masih mengkhawatirkan penyebaran Covid-19 varian Omicron, yang sudah menyebar secara luas ke sejumlah negara.
Setelah sebelumnya ilmuwan Prancis menemukan varian baru yang diberi nama IHU dan masih dalam pengawasan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kali ini, ilmuwan dari Siprus yang memberikan kabar mengenai varian baru Covid-19 yang mereka temukan.
Mereka menyebutkan, telah mengidentifikasi strain Covid-19 gabungan varian Omicron dan Delta, ‘Deltacorn’.
Baca Juga: Strain IHU Miliki 46 Mutasi, Walau Tahan Vaksin Bukan Berarti Lebih Berbahaya
Profesor ilmu biologi Leonidos Kostrikis dari Universitas Siprus, mendeteksi strain Covid-19 hibrida tersebut dialami oleh 25 orang pasien.
Dia dan timnya mengatakan, strain Covid-19 ini mempunyai struktur genetik yang mirip dengan varian Omicron dan genom Delta.
Melansir Daily Mail, Senin (10/01/2022), sampai saat ini belum diketahui dampaknya, karena masih terlalu dini.
Dari 25 kasus yang teridentifikasi, 11 di antaranya merupakan pasien yang sudah dirawat di rumah sakit dengan infeksi Covid-19 dan 14 di antaranya merupakan masyarakat umum.
Baca Juga: Menstruasi Wanita Bisa Sedikit Terlambat Pasca Vaksin Covid-19, Studi
“Kita akan melihat di massa depan jika jenis ini lebih patologis atau lebih menular, atau jika akan tersebar luas,” kata Kostrikis.
Dilaporkan saat ini, para ilmuwan yang menemukan ‘Deltacron’ ini, telah mengirimkan temuan mereka ke GISAID, database internasional yang melacak virus.
Infeksi Covid-19 normalnya hanya melibatkan satu strain, tapi dalam kondisi yang jarang dan ekstrim, dua varian bisa menyerang dalam waktu bersamaan.
Jika ini menginfeksi sel yang sama, mungkin dapat bertukar DNA dan bergabung untuk membuat versi baru virus.
Baca Juga: Aneka Gejala Baru Covid-19 Varian Omicron Terungkap, Ini Temuannya
Bulan lalu, pimpinan Moderna Dr Paul Burton, memberikan peringatan mengenai mutan hibrida yang dikhawatirkan akan lebih buruk daripada yang saat ini mendominasi kasus Covid-19 di beberapa negara dunia.
Dia mengatakan kepada anggota parlemen di Komite Sains dan Teknologi, bahwa mungkin (strain virus) dapat bertukar gen dan memicu varian yang lebih berbahaya.
Para peneliti juga telah memperingatkan kondisi ini, secara ilmiah disebut “peristiwa rekombinasi”, adalah hal yang mungkin.
Tetapi diperlukan kondisi yang sangat spesifik dan kebetulan dari sebagian besar peristiwa yang tidak dapat dikendalikan.
Baca Juga: Vaksin Booster Secara Signifikan Meningkatkan Antibodi Terhadap Omicron, kata AstraZeneca
Ilmuwan Siprus yang menyebutkan ‘Deltacron’ sebagai varian baru Covid-19, mendapatkan sorotan dari para peneliti lain.
Melansir Hindustan Times, Senin (10/01/2022), dokter dan ilmuwan Eric Topol menyebut, ‘Deltacron’ sebagai ‘scariant’ bukan varian.
“Subtipe baru ‘scariant’ yang bahkan bukan varian nyata, tetapi membuat takut banyak orang, tidak perlu,” tulisnya di Twitter.
Tak hanya itu, ahli virologi Tom Peacock juga turut memberikan pernyataan terkait penemuan Deltacorn. Dia menyebutkan, kalau itu mungkin bukan varian sebenarnya, tetapi terjadi akibat kontaminasi.
“Jadi ketika varian baru datang melalui laboratorium sekuensing, kontaminasi tidak biasa (volume cairan yang sangat sangat kecil dapat menyebabkan ini),” jelasnya.
Dia menambahkan, “Biasanya urutan yang cukup jelas terkontaminasi ini tidak dilaporkan oleh media utama.”
Rekombinan menurutnya memang pasti akan terjadi dan perlu diperhatikan. Gabungan varian Omicron dan Delta ini, merupakan kontaminasi.
Temuan ini masih terus dipelajari, untuk mengetahui apakah Deltacron merupakan varian baru yang nyata atau tidak.
Baca Juga: Begini Cara Bedakan Flu Biasa dengan Varian Omicron, Menurut Ahli
Source | : | Daily Mail,Hindustan Times |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar