Namun, pelari bertelanjang kaki melaporkan lebih banyak cedera betis dan tendon achilles. Ini menunjukkan bahwa orang yang terlalu cepat beralih ke aktivitas bertelanjang kaki dapat membebani otot dan tendon mereka.
Ini mungkin karena pelari bertelanjang kaki biasanya memiliki langkah yang lebih pendek dan pinggul, lutut, dan pergelangan kaki yang lebih tertekuk. Mereka juga cenderung lebih banyak berlari di ujung jari kaki mereka.
Francis mengambil jalan tengah, tidak memakai sepatu mungkin tidak cocok untuk semua orang.
Tetapi jika ingin mencoba lari tanpa alas kaki, saran terbaik adalah berjalan sebelum berlari. Sepatu minimalis mungkin merupakan langkah awal yang baik jika berjalan atau berlari dalam suhu ekstrem atau di tempat yang sering terkena benda tajam.
Meskipun sepatu minimalis tidak sama dengan bertelanjang kaki, mekanisme yang digunakan pelari dan pejalan kaki di dalamnya sangat mirip dengan saat bertelanjang kaki, dan sangat berbeda dengan saat menggunakan sepatu.
Francis juga meminta kita jangan terlalu menyalahkan sepatu, karena cedera lari disebabkan oleh banyak faktor, seperti usia, cedera sebelumnya, indeks massa tubuh, dan perubahan volume latihan yang tiba-tiba, jadi sepatu mungkin tidak sepenuhnya disalahkan.
Sepatu relatif baru bagi manusia, begitu pula gaya hidup kita yang tidak banyak bergerak.
Baca Juga: Membersihkan Organ Intim di Masa Menstruasi Perlu Lebih Teliti, Ini Alasannya
Baca Juga: Jangan Takut Penyakit Kanker, Ini 4 Fakta Kanker yang Wajib Diketahui
Kemungkinan faktor-faktor ini juga membuat manusia kurang terkondisi untuk bergerak seperti yang mereka lakukan jutaan tahun yang lalu.
Ini menunjukkan kombinasi dari menjadi lebih aktif, berjalan atau berlari tanpa alas kaki lebih sering, dan latihan pengkondisian lainnya dapat membantu mencegah cedera lebih lanjut di masa depan. (*)
Baca Juga: Sleep Apnea Pada Anak Berisiko Munculkan Gangguan Jantung Saat Dewasa
Baca Juga: Studi: Jutaan Pasien Diabetes Menerima Pengobatan Berlebihan, Ini Dampaknya Bagi Kesehatan
Source | : | Reuters,Science Alert |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar