“Kami juga sampaikan bahwa lebih dari 90% transmisi lokal terjadi di DKI Jakarta, jadi kita harus siapkan khusus DKI Jakarta sebagai medan perang pertama menghadapi varian Omicron, dan kita harus sudah memastikan bisa menangani dengan baik,” papar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers yang digelar di Jakarta pada Minggu (16/1).
Persipan Hadapi Puncak Omicron
Untuk menghadapi lonjakan kasus varian Omicron, Menkes telah menyiapkan dan berharap masyarakat pun bisa ikut berpartisispasi;
1. Meningkatkan kegiatan surveilans sehingga penemuan kasus bisa dilakukan sedini mungkin untuk kemudian di isolasi supaya tidak menjadi sumber penularan di tengah masyarakat.
2. Tegakkan protokol kesehatan 5M seperti menggunakan masker, mengurangi mobilitas, menghindari kerumunan, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, serta aktif menggunakan aplikasi Pedulilindungi harus ditegakkan sebagai bagian penting pengendalian COVID-19.
3. Vaksinasi booster juga akan menjadi fokus pemerintah.
Cakupan vaksinasi booster di wilayah Jabodetak akan dikebut untuk meningkatkan dan mempertahankan kekebalan tubuh dari ancaman penularan varian Omicron.
Baca Juga: Jangan Sampai Salah, Ini Molnupiravir yang Mendapat Izin dari BPOM
“Selain prokes dan surveilans, juga dipastikan semua rakyat DKI Jakarta dan Bodetabek akan dipercepat vaksinasi boosternya agar mereka siap kalau gelombang Omicron nanti naik secara cepat dan tinggi,” tegas Menkes.
4. Ketersediaan obat juga menjadi fokus Kementerian Kesehatan.
Di awal 2022, Kemenkes telah mendatangkan 400 ribu tablet Molnupiravir sebagai obat terapi tambahan untuk pasien COVID-19 gejala ringan.
Obat ini telah tersedia di Indonesia dan siap diproduksi dalam negeri pada April atau Mei 2022 oleh PT Amarox.
Source | : | SehatNegeriku-puncak omicron,DPR.go.id- puncak omicron |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar