GridHEALTH.id - Protein merupakan salah satu nutrisi penting yang diperlukan oleh tubuh manusia.
Ada beragam fungsi protein bagi tubuh, mulai dari sumber energi¸membentuk berbagai enzim dan hormon, hingga mendukung sistem kekebalan tubuh.
Karenanya memastikan kebutuhan protein harian sudah tercukupi dengan baik adalah hal yang penting.
Meski demikian, perlu diketahui bahwa kelebihan protein dalam tubuh juga ternyata tidak baik untuk kesehatan.
Mengutip Kementerian Kesehatan, orang dewasa yang tidak begitu aktif disarankan untuk memakan sekitar 0,75 gram protein per hari untuk setiap 1 kg berat badannya.
Rata-rata konsumsi protein yang direkomendasikan untuk laki-laki 55 gram dan perempuan 45 gram setiap hari.
Itu hanya sekitar dua genggaman daging, ikan, tahu, atau kacang-kacangan.
Lantas apa yang bakal terjadi jika tubuh kita kelebihan protein?
Melansir laman Healthline, berikut bahaya yang bisa didapatkan jika tubuh kita kelebihan protein.
Baca Juga: 5 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Bumil, Berisiko Bagi Janin
1. Penambahan berat badan
Diet tinggi protein mungkin digadang dapat menurunkan berat badan, tetapi bisa jadi itu hanya bersifat jangka pendek.
Kelebihan protein yang dikonsumsi biasanya disimpan sebagai lemak, sedangkan kelebihan asam amino dikeluarkan.
Hal itu dapat menyebabkan kenaikan berat badan dari waktu ke waktu, terutama jika seseorang mengkonsumsi terlalu banyak kalori saat mencoba meningkatkan asupan protein.
Sebuah studi tahun 2016 menemukan bahwa penambahan berat badan secara signifikan terkait dengan diet.
2. Bau mulut
Kelebihan protein yang dikonsumsi dapat menyebabkaan bau mulut, terutama jika dibarengi dengan membatasai asupan karbohidrat.
Hal ini bisa jadi karena metabolisme tubuh mengalami kondisi yang disebut ketosis.
Ketosis menghasilkan bahan kimia yang mengeluarkan bau yang tidak sedap.
Baca Juga: Jangan Kaget, Ini 4 Khasiat Yang Bisa Didapat Dari Makan Belalang
Menyikat gigi dan berkumur tidak akan menghilangkan baunya dalam sekejap.
Seseorang dapat menggandakan asupan air, menyikat gigi lebih sering, dan mengunyah permen karet untuk mengatasi beberapa efek bau mulut ini.
3. Sembelit
Diet tinggi protein yang membatasi karbohidrat biasanya rendah serat.
Meningkatkan asupan air dan serat dapat membantu mencegah sembelit.
Melacak pergerakan usus mungkin bisa membantu.
4. Diare
Makan terlalu banyak susu atau makanan olahan, ditambah dengan kekurangan serat, dapat menyebabkan diare.
Diare parah dapat terjadi jika tubuh individu tidak toleran laktosa atau mengkonsumsi sumber protein, seperti daging goreng, ikan, dan unggas.
Baca Juga: 13 Obat Alami Untuk Menghilangkan Kutu Rambut Anak, Aman Digunakan
5. Dehidrasi
Tubuh yang kelebihan protein akan mengeluarkan lebih banyak nitrogen dengan cairan dan air.
Hal ini dapat membuat dehidrasi, meskipun kamu mungkin tidak merasa lebih haus dari biasanya.
Sebuah studi kecil 2002 yang melibatkan atlet menemukan bahwa ketika asupan protein meningkat, tingkat hidrasi menurun.
Namun, sebuah penelitian 2006 menyimpulkan bahwa mengonsumsi lebih banyak protein memiliki dampak minimal pada hidrasi.
Risiko atau efek ini dapat diminimalkan dengan meningkatkan asupan air, terutama jika kamu adalah orang yang aktif.
Terlepas dari konsumsi protein, selalu penting untuk minum banyak air sepanjang hari.
6. Kerusakan ginjal
Tidak ada studi utama yang menghubungkan asupan protein tinggi dengan kerusakan ginjal pada individu yang sehat.
Baca Juga: Ini yang Akan Terjadi Pada Tubuh Jika Jarang Makan Daging Merah
Namun orang dengan penyakit ginjal sebelumnya dapat mengalami kerusakan ginjal, jika tubuhnya kelebihan protein.
Ginjal yang rusak harus bekerja lebih keras untuk membuang nitrogen ekstra dan produk sisa metabolisme protein.
7. Peningkatan risiko kanker
Sebuah studi telah menunjukkan bahwa diet tinggi protein berbasis daging merah terkait dengan peningkatan risiko berbagai masalah kesehatan, seperti kanker.
Makan lebih banyak daging merah dan/atau daging olahan terkait dengan kanker usus besar, payudara, dan prostat.
Sebaliknya, makan protein dari sumber lain telah terkait dengan penurunan risiko kanker.
Para ilmuwan percaya ini bisa disebabkan sebagian karena hormon, senyawa karsinogenik, dan lemak yang ditemukan dalam daging.
8. Penyakit jantung
Makan banyak daging merah dan olahan susu penuh lemak sebagai bagian dari diet tinggi protein dapat mmeicu risiko penyakit jantung.
Baca Juga: Deteksi Dini Glaukoma, Hati-hati Bisa Sebabkan Kebutaan, Studi
Hal tersebut diperkirakan terkait dengan asupan lemak jenuh dan kolesterol yang lebih tinggi.
Menurut studi 2010, makan daging merah dalam jumlah besar dan produk susu tinggi lemak terbukti meningkatkan risiko penyakit jantung koroner pada wanita.
Makan unggas, ikan, dan kacang-kacangan menurunkan risiko penyakit jantung.
Sebuah studi 2018 juga menunjukkan bahwa konsumsi daging merah dalam jangka panjang dapat meningkatkan trimetilamina N-oksida (TMAO).
TMAO adalah bahan kimia yang dihasilkan usus terkait dengan penyakit jantung.
Temuan studi juga menunjukkan bahwa mengurangi atau menghilangkan diet daging merah bisa menghilangkan efek penyakit jantung tersebut.
9. Kehilangan kalsium
Makan dengan kelebihan protein dapat menyebabkan hilangnya kalsium.
Kondisi itu kadang-kadang dikaitkan dengan osteoporosis dan kesehatan tulang yang buruk.
Baca Juga: Daftar Zona Merah Omicron DKI Jakarta dan yang Sudah Bebas Covid-19 Nasional
Sebuah tinjauan studi 2013 menemukan hubungan antara tingkat konsumsi protein yang tinggi dan kesehatan tulang yang buruk.
Namun, studi 2013 lainnya menemukan bahwa efek protein pada kesehatan tulang tidak meyakinkan.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memperluas dan menyimpulkan temuan tersebut.(*)
Baca Juga: 5 Jenis Protein Perlu Dikonsumsi Agar Luka Jahitan Usai Melahirkan Cepat Kering
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "9 Bahaya Kelebihan Protein bagi Tubuh"
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar