GridHEALTH.id - Penularan varian Omicron selain cepat ternyata cukup lama, bisa hingga 10 hari.
Melansir Global News, penelitian awal yang baru-baru ini dilakukan di Jepang memperlihatkan periode penularan dari varian Omicron tidak lebih pendek dibandingkan varian virus corona yang telah ada sebelumnya.
Disebutkan pelepasan virus dan viral load tidak benar-benar menurun hingga hari ke 10 atau setelah timbul gejala atau pengumpulan spesimen sesudah diagnosis.
Studi tersebut memperlihatkan viral load tertinggi di antara pasien Omicron terjadi 3-6 hari setelah gejala mulai muncul dan menghilang sekitar 10 hari.
“Seseorang yang terinfeksi masih bisa menyebarkan virus hingga 10 hari,” ujar Kepala Petugas Kesehatan Masyarakat Kanada Dr. Theresa Tam..
Kendati begitu, bukan berarti masa isolasi tidak bisa disesuaikan dengan tindakan pencegahan yang tepat.
Melakukan penyesuaian periode isolasi membawa sejumlah risiko tertentu dan membuat penerapan protokol kesehatan menjadi lebih penting.
“Kami menyadari karena begitu banyak orang terinfeksi Omicron saat ini, menjaga kelangsungan bisnis dan layanan kritis sangat menantang,” tutur Tam.
Hasil penelitian ini serupa dengan tinjauan data di Inggris yang diterbitkan awal bulan ini.
Baca Juga: Perkembangan Kasus Vaksin Kosong yang Disuntikan ke Anak di Sumut
Terkait tingkat penularan Omicron, melansir AmariITB, belum diketahui kemampuan penularan varian Omicron dibanding varian Delta.
Jumlah orang yang dites positif telah meningkat di wilayah Afrika Selatan yang terkena varian ini, tetapi masih dilakukan penelitian untuk mengetahui alasan di balik peningkatan kasus tersebut (apakah karena Omicron atau faktor lainnya)
Untuk tingkat keparahan infeksi varian Omicron, belum jelas apakah infeksi Omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan infeksi varian lain, termasuk Delta.
Data awal menunjukkan bahwa ada peningkatan tingkat rawat inap di Afrika Selatan.
Namun, hal ini mungkin disebabkan meningkatnya jumlah orang yang terinfeksi (bukan karena varian Omicron itu sendiri).
Infeksi awal di Afrika Selatan sendiri terjadi di antara mahasiswa dengan gejala dan sakit yang lebih ringan.
Memang, saat ini, informasi terkait varian Omicron masih sangat terbatas.
Para ahli masih terus mengumpulkan data untuk memperbarui informasi yang dapat dibagikan kepada kita sebagai masyarakat umum, khususnya terkait kemampuan virus ini dalam hal penularan dan tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya.
Siapapun bisa terserang varian Omicron, tidak peduli tua atau muda, bahkan bagi mereka yang sudah divaksin sekalipun!
Baca Juga: Pengakuan Ashanty yang Pulih Dari Omicron: 'Hanya Bindeng dan Tenggorokan Sakit'
Untuk itu, jangan lengah untuk terus menerapkan protokol kesehatan.(*)
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Ini Ditempelkan di Kulit, Hasilkan Kekebalan Jangka Panjang
Source | : | kontan,Amari.itb.ac.id |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar