GridHEALTH.id - Siapa saja bisa mengalami sesak napas.
Sesak napas alias dyspnea dalam bahasa medis, kerap didasarkan pada kondisi kesulitan bernapas.
Mengenai hal ini Alfian Nur Rosyid, dr., Sp. P(K), FAPSR, FCCP selaku dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) sekaligus dokter paru di Rumah Sakit UNAIR (RSUA) menjelaskan, sesak napas secara sederhana dapat dipantau setidaknya dari dua hal.
Sesak napas didasarkan pada simptom dan sign.
“Simptom adalah sesuatu yang dikeluhkan oleh seseorang, apa yang diutarakan oleh pasien kepada dokter atau tenaga kesehatan. Sign adalah tanda dari sesak napas, yang harus diperiksa secara objektif melalui pemeriksaan medis,” ungkap dr. Alfian, dikutip dari unair.ac.id (27/8/2021).
Gampangnya, simptom adalah keluhan yang sifatnya subjektif yang dirasakan oleh pasien.
Sedangkan sign adalah tanda bahwa seseorang tersebut mengalami sesak napas dan bersifat objektif.
Diagnosa sesak napas secara simptom, berarti perlunya memahami keluhan pasien.
Keluhan tersebut sebagaimana yang dirasakan dan dilaporkan oleh pasien. “Pasien mengatakan bahwa dia mengalami sesak napas, dengan bahasa-bahasa yang dia ungkapkan,” sambung dr. Alfian.
Pasien untuk sesak napas biasanya mengeluhkan; sebagai napas yang berat, napas pendek, dada terasa berat, dada terasa sempit, napas tidak longgar, tersengal-sengal, menggos-menggos dan lain sebagainya.
Baca Juga: Healthy Move, Ayo Bergerak, Risiko Kematian Akibat Obesitas Terus Meningkat
“Keluhan-keluhan tersebut sejatinya sama dengan sesak napas, namun pasien menggunakan bahasa masing-masing untuk kemudian mengungkapkan secara lisan,” imbuh dr. Alfian.
Tapi ada satu hal yang harus kita ketahui, pasien tidak mengeluhkan sesak napas. Tapi kenyataannya dia mengalami sesak napas.
Contoh, pada pasien covid-19, dapat terjadi happy hypoxia, yaitu suatu kondisi pasien tidak mengeluhkan sesak (tanpa symptom) namun sign atau tanda-tanda sesak didapatkan secara nyata pada pasien tersebut.
“Bisa jadi pasien tidak mengatakan sesak, tapi dia mengalami hipoksia atau turunnya kadar oksigen di bawah 95%. Itu sudah dapat dikatakan sebagai kondisi sesak napas,” jelas alumni FK UNAIR tersebut.
Sign atau tanda dalam sesak napas juga dapat dilihat dari frekuensi pernapasan.
“Normalnya seseorang bernapas dengan frekuensi antara 10 sampai 20 kali setiap menit, maka ketika sesak akan mengalami peningkatan,” tuturnya.
Terkait adanya peningkatan dalam frekuensi pernapasan, dr. Alfian menyebut hal itu sebagai takipnea. “Itu (takipnea, Red), adalah bahasa medisnya. Sebagai tanda sesak secara sederhana, takipnea berarti peningkatan frekuensi napas di atas 20 kali per menit,” imbuh dr. Alfian.
Tanda lainnya, yakni dilihat dari kecepatan pergerakan dinding dada.
“Kita juga bisa melihat tanda sesak napas yang berat dari adanya napas paradoksikal (pernapasan paradoks perut dan dada, Red), retraksi (tarikan otot dinding dada, Red), dan pada bayi didapati pernapasan cuping hidung” terang dokter yang pernah menjadi sekretaris satuan tugas (satgas) Covid-19 UNAIR tahun 2020 tersebut.
Tanda objektif lain pada sesak napas yakni penurunan kadar oksigen di dalam darah.
Baca Juga: dr Erlina Burhan Ingatkan Masuk Angin yang Jadi Gejala Omicron Ini
Secara sederhana, hal itu (penurunan kadar oksigen, Red) dapat terpantau pada alat saturasi oksigen. “Pasien yang mengalami sesak napas, akan didapatkan saturasi oksigennya turun dibawah 95%”, tegas dr. Alfian.
Pada saat penderita sesak napas mengalami serangan sesak napas perlu adanya pertolongan, berikut ini tips pertolongan pertama pada sesak napas, dilansir dari dinkes.bantulkab.go.id (26/9/2014).
* Saat anda bertemu orang yang terkena sesak napas bawalah orang tersebut ke tempat yang tenang dan dia dapat beristirahat.
* Bantulah si penderita supaya dapat setengah duduk dan sandarkan pundaknya dengan bantal atau apapun. Usahakan si penderita jangan dalam keadaan tidur karena akan memperparah keadaannya
* Air hangat akan membantu keadaan penderita menjadi lebih baik. Karena air hangat dapat membantu menghangatkan dada dan membantu pernapasan
* Pijit pelan-pelan di jempol kaki penderita.
Untuk memijat seseorang yang mengalami sesak napas, melansir sik-kbs.baliprov.go.id, pijat 3 area tubuh ini:
1. Untuk sesak nafas dapat dilakukan pemijatan pada lokasi yang terletak di bawah tengkuk, setengah jari ke arah luar.
2. Melakukan pemijatan pada lokasi yang terletak di garis tengah tubuh bagian depan setinggi sela iga ke-4 (sejajar dengan puting susu)
3. Melakukan Lokasi yang terletak pada pertengahan antara tulang tempurung lutut dengan mata kaki bagian luar, dua jari dari tulang kering
Baca Juga: Praktis, Cara Mendapatkan Paket Obat Covid-19 Gratis saat Isoman
* Apabila anda sudah mengetahui langkah-langkah yang dapat dilakukan pada saat teman atau saudara anda terkena sesak napas maka anda juga harus bisa lebih tenang dalam menghadapi teman atau siapapun yang anda temui.
* Semua sudah anda lakukan tapi si penderita tidak ada kemajuan segera bawa penderita ke dokter.
Satu hal yang harus diingat, apabila seseorang mengalami keluhan sesak napas (symptom), maka disarankan untuk segera mendatangi fasilitas kesehatan terdekat agar dapat dilakukan pemeriksaan fisik (sign) dan dipastikan derajat sesak napasnya.
Pada kondisi sesak napas yang berat, dibutuhkan oksigen tambahan untuk mencapai target saturasi oksigen diatas 95%.
“Pasien yang mengalami sesak napas, disertai peningkatan frekuensi napas diatas 20 kali per menit dan saturasi dibawah 95%, harus segera diberikan suplementasi oksigen,” jelas dr. Alfian.(*)
Source | : | Unair News-Sesak Napas,Dinkes Bantul-sesak napas,Baliprov-sesak napas |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar