“Covid-19 itu masuk ke tubuh kita, membajak tubuh kita, berkembang biak, memanfaatkan nutrisi dari tubuh kita,” ujar dr Piprim, dalam rekaman suara yang viral di Whatapp.
Virus Covid-19, disebut menggunakan glukosa atau gula darah yang ada di dalam tubuh untuk “memperbanyak” dirinya.
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Booster Aman Untuk Individu Dengan Kondisi Medis Tertentu
“Kita bayangkan, satu sel saja kalau dibajak bisa menghasilkan 400 ribu sampai 1 juta anak virus dalam waktu beberapa jam,” jelasnya.
Strategi ini, bisa dilakukan ketika pasien Covid-19 mengalami gejala awal infeksi seperti batuk, demam, hingga badan linu.
“Pada saat pembajakan virus di awal, kita harus banyak puasa agar virusnya tidak dapat makan. Lalu bagaimana dengan diri kita? Diri kita bisa makan cadangan lemak dari tubuh kita. Jadi, tidur dan puasa,” tutur dr Piprim.
Jika lapar, pasien Covid-19 disarankan makan berupa lauk, tanpa karbohidrat. Seperti telur, daging ayam, daging bebek, dan lainnya.
Baca Juga: 59 Hari Jelang Ramadan, Bulan Puasa ke 3 di Masa Pandemi Kolesterol Malah Naik
Selain itu pasien Covid-19 yang sedang isoman juga tidak disarankan mengonsumsi minuman dan buah-buahan manis, karena bisa dimakan oleh virus untuk berkembang biak.
Konsumsi karbohidrat baru boleh dilakukan ketika gejala-gejala awal Covid-19 sudah mulai tidak dirasakan lagi oleh pasien.
“Dengan strategi ini, Insya Allah nanti virusnya tidak jadi bereplikasi secara menggila. Nanti dalam 2-3 hari ketika pasca recovery tiba, yaitu pada saat kita mulai timbul nafsu makan dan gejala-gejala itu mulai hilang, barulah kitab oleh makan banyak.
Tapi tentu tetap dikurangi jumlah karbohidratnya, utamakan proteinnya untuk membuat antibodi. Nanti 2 atau 3 minggu setelah swab-nya negatif, boleh makan bebas seperti biasa,” pungkasnya.(*)
Baca Juga: Gaya Hidup Sehat Penyintas Covid-19, 3 Hal yang Harus Diketahui
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar