GridHEALTH.id – Masyarakat yang terinfeksi Covid-19 belakangan ini semakin banyak. Ini terlihat dari penambahan kasus harian yang pada Rabu (02/02/2022) mencapai 17.895 pasien.
Rumah sakit rujukan Covid-19 yang berada di DKI Jakarta, diketahui tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR), sudah mencapai 60 persen.
Sedangkan untuk ruang intensive care unit (ICU), BOR-nya sebesar 28 persen, dikutip dari Kompas.com, Kamis (03/02/2022).
Masyarakat yang memiliki gejala ringan dan yang tidak bergejala atau OTG, diminta untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.
Ini dimaksudkan agar orang-orang yang memiliki kondisi infeksi Covid-19 parah atau mempunyai komorbid (penyakit bawaan), dapat dirawat secara intensif di rumah sakit.
Selama melakukan isolasi mandiri, masyarakat bisa melakukan konsultasi dengan layanan telemedisin yang telah disediakan oleh Kementerian Kesehatan.
Melalui layanan tersebut, masyarakat yang terpapar Covid-19 dan sedang isoman, juga dapat mengakses paket obat yang diberikan secara gratis.
Selain mengonsumsi obat dan multivitamin yang sudah diresepkan, terdapat pengobatan alami untuk mendukung proses pemulihan pasien Covid-19 yang sedang isoman.
Salah satu cara untuk mengatasi gejala awal infeksi Covid-19 adalah dengan melakukan puasa.
Baca Juga: Kasus Harian Covid-19 Tembus 17 Ribu, Kemenkes Siapkan 20 Juta Dosis Obat
Berpuasa menurut dr Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), dapat menjadi langkah awal yang bisa dilakukan dalam mengatasi infeksi Covid-19.
Dokter Spesialis Anak ini mengatakan, berpuasa membuat tubuh tidak menjadi tuan rumah yang baik bagi virus untuk berkembang biak.
“Covid-19 itu masuk ke tubuh kita, membajak tubuh kita, berkembang biak, memanfaatkan nutrisi dari tubuh kita,” ujar dr Piprim, dalam rekaman suara yang viral di Whatapp.
Virus Covid-19, disebut menggunakan glukosa atau gula darah yang ada di dalam tubuh untuk “memperbanyak” dirinya.
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Booster Aman Untuk Individu Dengan Kondisi Medis Tertentu
“Kita bayangkan, satu sel saja kalau dibajak bisa menghasilkan 400 ribu sampai 1 juta anak virus dalam waktu beberapa jam,” jelasnya.
Strategi ini, bisa dilakukan ketika pasien Covid-19 mengalami gejala awal infeksi seperti batuk, demam, hingga badan linu.
“Pada saat pembajakan virus di awal, kita harus banyak puasa agar virusnya tidak dapat makan. Lalu bagaimana dengan diri kita? Diri kita bisa makan cadangan lemak dari tubuh kita. Jadi, tidur dan puasa,” tutur dr Piprim.
Jika lapar, pasien Covid-19 disarankan makan berupa lauk, tanpa karbohidrat. Seperti telur, daging ayam, daging bebek, dan lainnya.
Baca Juga: 59 Hari Jelang Ramadan, Bulan Puasa ke 3 di Masa Pandemi Kolesterol Malah Naik
Selain itu pasien Covid-19 yang sedang isoman juga tidak disarankan mengonsumsi minuman dan buah-buahan manis, karena bisa dimakan oleh virus untuk berkembang biak.
Konsumsi karbohidrat baru boleh dilakukan ketika gejala-gejala awal Covid-19 sudah mulai tidak dirasakan lagi oleh pasien.
“Dengan strategi ini, Insya Allah nanti virusnya tidak jadi bereplikasi secara menggila. Nanti dalam 2-3 hari ketika pasca recovery tiba, yaitu pada saat kita mulai timbul nafsu makan dan gejala-gejala itu mulai hilang, barulah kitab oleh makan banyak.
Tapi tentu tetap dikurangi jumlah karbohidratnya, utamakan proteinnya untuk membuat antibodi. Nanti 2 atau 3 minggu setelah swab-nya negatif, boleh makan bebas seperti biasa,” pungkasnya.(*)
Baca Juga: Gaya Hidup Sehat Penyintas Covid-19, 3 Hal yang Harus Diketahui
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar