Selain karena pengaruh infeksi sebelumnya, alasan mengapa ada orang yang “kebal” terhadap Covid-19 dipengaruhi oleh status vaksinasi.
Vaksin Covid-19 sudah terbukti dapat mengurangi infeksi yang parah, rawat inap, dan kematian pada orang yang terpapar.
Baca Juga: Batuk Tak Kunjung Hilang Usai Negatif Covid-19, Ini Cara Mengobatinya
Akan tetapi, ini tidak 100% efektif dalam mencegah infeksi dan tingkat keefektivitasan dapat berkurang dari waktu ke waktu.
Sehingga saat ini di beberapa negara termasuk Indonesia, memberikan dosis vaksin ke-3 atau vaksin booster kepada masyarakat, terutama di tengah serangan Covid-19 varian Omicron.
Vaksinasi Covid-19 dosis pertama sudah diberikan kepada sekitar 192 juta orang dan 149 orang sudah mendapatkan dosis kedua.
Sedangkan booster atau vaksin dosis ke-3 yang dimulai sejak Januari 2022, telah diberikan kepada 13 juta orang.
Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Turun, Tapi Angka Kematian Tinggi, Kok Bisa?
“Kita tahu banyak orang yang masih terpapar Omicron (umumnya ringan) meskipun sudah divaksin penuh, termasuk (mendapatkan) booster. Namun, vaksinasi tetap mengurangi kemungkinana terinfeksi Omicron dan responsnya bervariasi dari orang ke orang,” ujar Andrew Freedman.
Akademisi penyakit menular di Cardiff University Medical School ini melanjutkan, “Jadi beberapa orang terinfeksi dan yang lainnya tidak, meskipun paparannya sangat signifikan.”
Studi lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami mengenai mengapa ada orang yang tidak terpapar Covid-19.
Mencari tahu, bagiamana perbedaan respon imun seseorang dapat melindunginya dari infeksi SARS-CoV-2.
Baca Juga: Surat Edaran Terbaru Perjalanan Dalam Negeri 2022, Sah tak Perlu Lagi Test Covid-19
Source | : | CNBC,Worldometers.info |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar