Bagi anak-anak yang memiliki sensitivitas atau alergi gluten yang tidak terdiagnosis, mengonsumsi produk gandum dapat menyebabkannya menjadi hiper.
Menurut Brain Balance, banyak makanan yang dikonsumsi anak-anak mengandung gandum seperti sereal, roti, snack, dan sejenisnya.
Pada gilirannya, anak-anak juga mengonsumsi cukup banyak gluten.
Ketika gluten berinteraksi dengan tubuh secara negatif, itu dapat menyebabkan anak-anak menjadi hiper dan mudah tersinggung.
Jadi, jika anak-anak mengalami intoleransi gluten atau ada alergi, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan apakah gluten harus dihilangkan sepenuhnya atau tidak.
6. Telur
Makanan pokok dalam banyak makanan anak-anak adalah telur.
Bahkan jika mereka tidak memakannya secara langsung, telur ditemukan sebagai bahan dasar dalam banyak makanan yang dibuat untuk anak-anak.
Dan, bagi anak-anak yang tanpa disadari memiliki alergi terhadap telur, maka mengonsumsinya dapat mengubah perilaku mereka sepenuhnya.
Menurut Home Health and Happiness, ketika anak-anak memiliki alergi telur yang tidak terdiagnosis, makan telur dapat mengubah perilaku mereka sepenuhnya menjadi hiperaktif yang ditunjukkan dengan kemarahan yang berlebihan.
Oleh sebab itu, begitu telur dikeluarkan dari makanan, kemarahan berlebihan yang ekstrem bisa mereda.
Tetapi, karena tidak banyak yang mengaitkan perilaku ini dengan alergi telur, anak-anak mungkin menghadapi perilaku hiper ini selama bertahun-tahun.
Baca Juga: Son of Omicron Bisa Membuat Ledakan Baru di Indonesia, Sulit Dideteksi Oleh SGTF Sekalipun
7. Makanan dengan pewarna buatan
Menurut sebuah penelitian tahun 2007 yang didanai oleh Food Standards Agency, enam pewarna makanan terbukti menyebabkan anak-anak menjadi hiper setelah mengonsumsinya.
Enam pewarna tersebut meliputi sunset yellow FCF (E110), quinoline yellow (E104), carmoisine (E122), allura red (E129), tartrazine (E102), dan ponceau 4R (E124).
Sementara itu, menurut NHS, pewarna buatan ini sering ditemukan dalam berbagai makanan dan minuman seperti jus buah, es krim, soft drink, dan banyak lagi.
Bahkan, perusahaan seperti Mars dan Kellogg memutuskan untuk menghilangkan pewarna dari produk mereka, lalu menggantinya dengan buah dan sayuran.
Apakah pewarna ini akan memengaruhi semua anak secara sama? Belum tentu.
Tetapi, jika anak-anak kita mulai menunjukkan tanda-tanda hiperaktif setelah mengonsumsi makanan dengan pewarna buatan, berarti pewarna itu mungkin menjadi penyebab energi yang berlebihan pada anak-anak.(*)
Baca Juga: Hati-Hati, Terlalu Banyak Konsumsi Gula Bisa Mengganggu Pola Tidur
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Makanan yang Tidak Terduga Bisa Bikin Anak Hiperaktif"
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar