GridHEALTH.id - Saat berbuka puasa baiknya hindari langsung makan besar.
Sebab hal itu dapat berefek buruk bagi kondisi kesehatan tubuh.
Demikian yang dikatakan dr. Ekky M. Rahardja, MS, Sp.GK., Spesialis Gizi Klinik dari RS Royal Taruma, pada laman Nova.id (8/4/2019).
“Ketika seharian berpuasa, otomatis usus tidak bekerja. Begitu berbuka puasa dan langsung diisi makan makanan berat, misalnya, nasi, maka nasi mengandung molekul yang kompleks," jelas Ekky.
Akibatnya, enzim dalam tubuh belum siap mencerna makanan dengan baik sehingga partikel makanan tidak bisa dicerna dan tidak bisa diserap.
“Ini akan menimbulkan pembusukan dalam saluran cerna. Bahan-bahan ini menghasilkan racun yang oleh tubuh diserap dan masuknya ke lever. Akibatnya, lever harus kerja berat untuk menetralisir racun agar tidak menjadi toksin (zat beracun)," pungkasnya.
Bagi orang yang masih muda mungkin tak menjadi masalah berbuka dengan cara seperti itu.
Tapi tentu saja, jangan dibiasakan cara berbuka seperti itu.
“Makanlah dengan yang manis atau yang molekulnya sederhana,” jelasnya.
Baca Juga: Makan Banyak Mubazir, Jumlah Kalori yang Dibutuhkan Saat Buka Puasa Hanya Segini
Adapun polisakarida (karbohidrat) yang memiliki molekul dan harus dicerna diantaranya adalah seperti nasi, jagung, dan ubi.
Alih-alih mengonsumsi makanan tersebut, kita bisa makan buah kurma yang termasuk dalam monosakarida, senyawa karbohidrat dalam bentuk gula yang paling sederhana.
“Atau ditambah dengan teh manis tak masalah karena molekulnya tidak kompleks,” jelasnya.
Lantas apa akibatnya jika langsung makan besar saat buka puasa?
Dilansir dari Kompas.com (29/4/2020), langsung makan besar saat buka puasa bisa menyebabkan efek buruk bagi kesehatan, seperti:
1. Rasa begah (tidak nyaman di perut)
Ketika kita mengonsumsi makanan dua kali lipat atau lebih dari biasanya, lambung akan mengembang seperti balon.
Sebagai akibatnya, perut bisa terasa begah atau tidak nyaman karena menjadi melar melebihi kapasitas normalnya.
Lama atau tidaknya durasi rasa tidak nyaman itu umumnya bergantung pada jenis makanan yang kita konsumsi.
Baca Juga: Bukan Cuma Kurma, Buah-buahan Ini Juga Baik Dikonsumsi Saat Buka Puasa
Makanan berlemak dan kaya serat akan lebih sulit untuk dicerna dibanding jenis makanan lainnya.
Akibatnya, perut akan merasa tidak nyaman lebih lama.
2. Gerd
Ketika lambung diisi terlalu banyak makanan, tidak mustahil bahwa makanan tersebut bisa menekan diafragma.
Kondisi ini dapat membuat kita mengalami sesak napas dan napas yang dangkal.
Lambung yang kepenuhan juga bisa memicu makanan yang kembali naik ke esofagus atau kerongkongan.
Inilah yang dikenal dengan Gerd (gastroesophageal reflux disease).
Salah satu gejala Gerd adalah heartburn atau lebih dikenal dengan istilah nyeri ulu hati.
Kondisi ini ditandai dengan rasa sakit atau panas seperti terbakar yang muncul pada dada dan bisa menjalar hingga ke leher.
Baca Juga: Selain Kurma, Minuman Ini Dianjurkan Dikonsumsi Untuk Membatalkan Puasa
3. Muntah
Ketika lambung tidak sanggup lagi menampung makanan yang terlalu banyak, bukan tidak mungkin bila akan dipaksa keluar oleh tubuh lewat muntah.
Ini disebabkan oleh aktivitas lambung yang terlalu berat dalam mencerna makanan.
4. Cepat mengantuk
Bila mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat maupun gula ketika buka puasa, kita akan mudah mengantuk.
Aktivitas pun akhirnya bisa terganggu, misalnya jadi malas ikut tarawih.
5. Berat badan naik
Jika berniat menjadikan bulan Ramadhan untuk menurunkan berat badan, kuncinya adalah jangan makan berlebihan saat buka puasa.
Meski sangat lapar ketika waktu buka puasa tiba, jangan kalap dan tetaplah jaga pola makan.(*)
Baca Juga: Jangan Dijilat, Ini 4 Cara Mengatasi Bibir Kering Saat Puasa
Source | : | Kompas.com,Nova.grid.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar