GridHEALTH.id – Makan sahur merupakan momen yang penting dan sebaiknya tidak dilewatkan, agar bisa menjalankan puasa dengan lancar.
Dilansir dari Oman Observer, menyantap makanan sahur bisa memberikan nutrisi selama berpuasa dan mencegah sakit kepala, mual, hingga gemetar yang jadi tanda gula darah rendah.
Selain itu, makan sahur juga bisa memberikan energi untuk beraktivitas seharian dan mencegah rasa malas.
Ketika makan sahur, beberapa orang suka mengonsumsi banyak makan karena khawatir perut keroncongan saat siang hari.
Makan banyak saat sahur dilakukan agar bisa terus merasa kenyang dari pagi hingga sore hari saat waktu buka puasa tiba.
Tapi ternyata, makan sahur dengan tujuan kenyang lebih lama bukan hal baik untuk dilakukan.
Dokter Gizi dr Juwalita Surapsari, SpGK mengatakan, makan terlalu banyak saat sahur sama sekali tidak menjamin perut kenyang lebih lama.
Dokter Juliawati mencotohkan, jika saat sahur makan mie instan sebanyak 2 bungkus dengan total kalori 600-700 kkal tanpa ada tambahan protein dan serat, maka rasa kenyang hanya sementara.
“Dengan 600-700 kkal kita bisa mendapatkan makanan dengan gizi yang lengkap. Misalnya nasi 150 gram, 1 potong sedang ayam panggang, 1 potong tahu, dan 1 potong tempe goreng, serta sayur bayam bening 1 mangkuk. Ditutup dengan pepaya 1 potong sedang,” ujarnya dikutip dari Kompas.com (28/04/2020).
Baca Juga: Menu Sahur dan Berbuka Puasa yang Sehat Bagi Penyandang Hipertensi
Namun hal berbeda justru didapatkan jika makan sahur dengan jumlah kalori yang sama, tapi dengan menu yang berbeda.
Misalnya makan sahur dengan mengonsumsi makanan yang mempunyai kandungan protein dan serat.
Menu makan sahur yang seperti itu, akan membuat perut terasa kenyang lebih lama dan bisa bertahan hingga waktu berbuka puasa.
“Sama-sama 600-700 kkal tapi dampaknya akan berbeda untuk tubuh,” kata dokter Juwalita.
Protein dan serat merupakan kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh agar bisa kenyang lebih lama.
Sedangkan karbohidrat, hanya akan memberikan efek kenyang sementara, karena lebih cepat dicerna oleh tubuh.
Dengan mengonsumsi makanan yang tepat, meskipun dalam jumlah yang sedikit, tetap dapat mengenyangkan perut.
Dampak makan berlebihan saat sahur
Makan banyak saat sahur agar kenyang, berisiko menimbulkan ketidaknyamanan pada tubuh saat berpuasa.
Baca Juga: Waktu Imasak dan Subuh untuk Wilayah Pulau Jawa pada 12 April 2022
“Makan berlebihan saat sahur tidak hanya dapat membahayakan tubuh, tetapi juga dapat menganggu pertumbuhan spiritual seseorang selama sebulan, menyebabkan kelelahan, kantuk, dan kelesuan,” kata Dr Tarek Nasser, ahli gastroenterologi dari Burjeel Medical Centre.
Selain itu, ada juga beberapa dampak jangka panjang yang bisa terjadi akibat makan sahur berlebihan, di antaranya:
1. Menyebabkan obesitas
Makan berlebihan membuat tubuh menyimpan sisa kalori yang tidak digunakan sebagai lemak.
Baca Juga: Protein dan Sayuran, Dua Makanan Utama yang Disarankan Untuk Sahur
Akibatnya, terjadi penambahan berat badan berlebih atau obesitas, yang bisa meningkatkan risiko kanker dan masalah kesehatan lain.
2. Menganggu saluran pencernaan
Makan terlalu banyak saat sahur, bisa menganggu sistem pencernaan. Apalagi jenis makanan yang dikonsumsi tidak sehat.
Enzim pencernaan hanya ada dalam jumlah yang terbatas, jadi jika makanan yang dimasukkan ke dalam tubuh terlalu banyak, maka butuh lebih lama waktu mencernanya.(*)
Baca Juga: Hati-hati, Makanan yang Dipanaskan Kembali Untuk Santap Sahur Bisa Sebabkan Kondisi Ini
Source | : | Kompas.com,Oman Observer |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar