GridHEALTH.id - Fakta baru mengenai Covid-19 varian Omicron kembali ditemukan.
Kali ini para ilmuwan dilaporkan mengungkap gejala Omicron yang bisa muncul di kulit.
Meski sebagian besar gejala Omicron tidak seganas varian sebelumnya.
Namun temuan tersebut tentunya perlu diwaspadai.
Hal ini sebagai upaya agar penularan Covid-19 tidak semakin menyebar luas.
Sebab dengan mengetahui berbagai gejala Covid-19, kita bisa melakukan pencegahan penularan sedini mungkin.
Adapun gejala Omicron yang muncul di kulit diketahui diungkap oleh sebuah studi dari Inggris yang dipublikasikan oleh ZOE Covid Symptom Study App.
Dalam studi tersebut, setidaknya ada tiga ciri-ciri seseorang terpapar Omicron melalui kulit.
Lantas apa saja gejala Omicron yang bisa muncul di kulit?
Dilansir dari cnbcindonesia.com (15/4/2022), 3 ciri-ciri gejala Omicron di kulit tersebut diantaranya meliputi:
- Kulit gatal
- Ruam mirip biang keringat yang muncul di seluruh tubuh.
Tanda ini lebih sering terjadi pada siku, punggung tangan dan kaki.
- Chilblain atau ruam di kulit yang berwarna ungu atau merah dan menonjol di kulit.
Bagian tersebut biasanya disertai dengan rasa sakit.
Selain temuan tersebut, studi lain juga menemukan bahwa Omicron dapat bertahan lebih lama di permukaan kulit.
Studi, yang diunggah ke bioRxiv, oleh National Institute of Infectious Diseases Tokyo dan penelitian oleh Kyoto Prefectural University of Medicine menunjukkan hasil yang sama.
Studi tersebut meneliti virus Corona versi asli, varian Alpha, Beta, Gamma, Delta, dengan Omicron.
Baca Juga: Menkes Budi Akan Memasukan Vaksin Kanker Sebagai Vaksin Wajib Didapat Masyarakat
Para peneliti mengamati virus di permukaan potongan kulit manusia asli dari mayat.
"Studi kami menunjukkan pada permukaan plastik dan kulit, varian Alpha, Beta, Delta dan Omicron menunjukkan waktu bertahan lebih dari dua kali lipat lebih lama dari strain Wuhan dan mempertahankan infektivitas selama lebih dari 16 jam pada permukaan kulit," ujar tim peneliti dikutip dari Euronews.
Penelitian yang dilakukan tim dari Universitas Kedokteran Prefektur Kyoto menemukan virus corona varian awal menunjukkan durasi bertahan paling sedikit.
Sementara varian Omicron bertahan paling lama pada permukaan kulit hingga empat kali lipat.
Corona varian asli dapat bertahan di kulit mencapai 8,6 jam.
Berikutnya berturut-turut Alpha selama 19,6 jam, Beta 19,1 jam, 11 jam untuk Gamma, dan 16,8 jam pada Delta.
Sedangkan Omicron kembali yang bertahan lebih lama yakni 21,1 jam.
Para peneliti mengatakan pengujian membuktikan varian Omicron punya stabilitas pada lingkungan yang tinggi dibandingkan Variant of Concern (VoC) lain.
Dengan contoh tersebut memungkinkan Omicron untuk menyebar lebih cepat.
Baca Juga: FDA Mengesahkan Perangkat Pengujian Napas Covid Pertama, Mirip GeNose?
Melihat temuan tersebut, tentu masyarakat masih wajib mewaspadai berbagai gejala dan penularan Covid-19.
Selain mendapatkan vaksin Covid-19 lengkap, kita juga perlu menjalankan protokol kesehatan (prokes) secara disiplin.
Terlebih penularan Covid-19 sampai saat ini sangat sulit diprediksi, siapapun dapat tertular.
Menurut laman who.int (9/7/2020), bahwa Covid-19 ditularkan melalui kontak langsung dengan tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi, baik yang dihasilkan melalui batuk maupun bersin.
Seseorang juga dapat terinfeksi dari menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh wajah mereka misalnya mata, hidung, mulut.
Karenanya menjalankan prokes seperti 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi serta interaksi) tidak boleh diabaikan meski sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis kedua.(*)
Baca Juga: Heboh Remaja Lumpuh Usai Divaksin Nusantara Bisa Jalan Kembali
Source | : | Who.int,Cnbcindonesia.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar