GridHEALTH.id - Saat pandemi Covid-19, terlebih setelah adanya vaksin Covid-19, masyarakat Indonesia sering sekali membaca dan mendengar tentang efikasi.
Ya, efikasi vaksin A, efikasi vaksin B, hingga efikasi terhadap Covid-19, dan lain sebagainya.
Selama ini saat mendengar dan membaca mengenai hal tersebut kita biasanya akan baca saja tanpa mempedulikan apa itu efikasi.
Padahal jika kita tahu apa itu maksud dan aryinya efikasi, maka apa yang kita dengar dan kita baca akan lebih mudah dipahami dan dicerna, dan tidak salah tangkap.
Nah, mengenai efikasi menurut World Health Organization (WHO), efikasi vaksin adalah kemampuan vaksin untuk memberikan manfaat bagi individu yang divaksin.
Manfaat yang dimaksud adalah manfaat untuk hidup sehat dan terlindungi dari penyakit berbahaya.
Maka, menurut Dr. dr. Benyamin Lukito, Sp.PD, Dokter spesialis penyakit dalam Siloam Hospitals, Lippo Village, efikasi vaksin dapat diartikan sebagai besaran kemampuan vaksin dalam mencegah penyakit dan menekan penularan di antara individu dalam kondisi ideal dan terkontrol, yang dilihat dari hasil uji klinis vaksin di laboratorium yang dilakukan kepada populasi dalam jumlah yang terbatas.
Seluruh vaksin COVID-19 yang telah melewati uji klinis fase III dan terbukti memiliki efikasi ≥ 50% layak mendapatkan izin penggunaan darurat.
Badan otoritas kesehatan seperti European Medicines Agency (EMA), Food Drug Administration (FDA), hingga World Health Organization (WHO) juga telah menetapkan bahwa efikasi vaksin COVID-19 minimal 50% sudah cukup.
Baca Juga: 4 Risiko Hamil Usia di Atas 40 Tahun dan Tips untuk Jaga Kesehatannya
Contoh, vaksin COVID-19, yakni vaksin Sinovac telah lolos standar efikasi vaksin dengan memiliki efikasi senilai 65,3% di Indonesia.
Artinya, vaksin Sinovac memiliki kemampuan pengurangan risiko COVID-19 sebesar 65% pada orang yang divaksin dibandingkan yang tidak.
Penting diingatm "Dalam praktiknya juga, efikasi vaksin tidak harus memiliki angka yang sangat tinggi agar bisa bermanfaat bagi masyarakat."
"Vaksin perlu diberikan kepada banyak populasi agar tercapai kekebalan komunitas (herd community) sehingga bisa melindungi sesama," jelas dr. Benyamin, dikutip dari laman Siloam Hospitals (23/07/2021).
Jika herd immunity tercapai, maka virus corona penyebab Covid-19 menjadi tidak berdaya.
Pasalnya sudah banyak orang yang memiliki kekebalan terhadap infeksi Covid-19.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar