GridHEALTH.id - Bagi jutaan orang di seluruh dunia yang diklasifikasikan memiliki obesitas dan tidak banyak bergerak, pemikiran untuk memulai program olahraga dalam bentuk apa pun bisa sangat menakutkan.
Sebab bagi orang yang membawa beban ekstra, latihan tertentu mungkin terlalu menyakitkan atau tidak nyaman secara fisik untuk dilakukan.
Kabar baiknya adalah bahwa ada cara bagi orang yang tidak banyak bergerak yang mengalami obesitas untuk beralih ke rutinitas olahraga yang teratur sehingga mereka dapat menikmati manfaat kebugaran dan peningkatan kesehatan.
Berapa banyak latihan yang dibutuhkan orang obesitas? The American Heart Association (AHA) Trusted Source merekomendasikan setidaknya 150 menit setiap minggu olahraga sedang, atau 75 menit setiap minggu olahraga berat. Itu bisa dipecah menjadi 30 menit latihan, lima hari seminggu.
Jika secara fisik tidak dapat menyelesaikan 30 menit latihan minggu ini, lakukan apa yang kita bisa, dan tingkatkan hingga 30 menit setiap hari dari waktu ke waktu.
Faktanya, tiga kali latihan 10 menit sehari menambah pengeluaran kalori yang sama dengan 30 menit terus menerus.
Pada awalnya, tidak masalah jika sesi olahraga sangat singkat sehingga tidak berkontribusi signifikan terhadap kalori yang terbakar.
Yang penting pada awalnya adalah kita melakukan apa yang mampu kita lakukan. Begitulah cara mulai mempersiapkan tubuh untuk sesi latihan yang lebih lama di masa depan.
Kita masih akan merasakan manfaat kebugaran jika A membagi 30 menit itu menjadi dua atau tiga kelompok 10 hingga 15 menit sepanjang hari.
Baca Juga: Healthy Move, Lawan Obesitas dengan Olahraga Rutin Setiap Hari
Baca Juga: Perubahan Alami Pada Tubuh Bukan Penghalang Melakukan Seks di Usia Lansia
Saat mulai, jangan biarkan diri terpaku pada jam. Alih-alih, fokuslah untuk memilih aktivitas yang disukai dan yang sesuai dengan jadwal setidaknya tiga hingga lima hari seminggu.
Untuk meningkatkan peluang untuk berhasil mengikuti program, cobalah untuk menjadwalkannya pada waktu yang sama setiap hari, seperti di pagi hari atau tepat setelah bekerja.
Idenya adalah untuk mengulangi perilaku itu sampai menjadi kebiasaan. Menurut AHA, segala jenis aktivitas fisik dianggap sebagai olahraga selama kita menggerakkan tubuh dan membakar kalori.
Salah satu cara terbaik untuk mendekati ini adalah dengan mencoba sesuatu yang disukai. Kita jauh lebih mungkin untuk bertahan dengan sesuatu jika menyukai apa yang dilakukan, bahkan ketika itu menantang.
Berikut adalah aktivitas yang dapat dicoba untuk menjadi rutinitas kebugaran yang teratur;
1. Berjalan
Sementara AHA menyebutkan aktivitas seperti menaiki tangga dan jogging, salah satu cara termudah dan paling efektif untuk beralih ke gaya hidup yang lebih sehat adalah dengan mulai berjalan.
Tidak hanya gratis, ini adalah latihan berdampak rendah yang dapat kita lakukan hampir di mana saja, di dalam atau di luar.
Bagi orang yang memiliki obesitas morbid, berjalan mungkin sulit. Tapi itu bisa dilakukan dengan bantuan.
Baca Juga: Asam Lambung Bisa Disembuhkan dengan Perubahan Gaya Hidup, Studi
Baca Juga: Demam Pada Lansia, Kapan Harus Khawatir? Hati-hati Rawan Infeksi yang Bisa Berujung Fatal
Bahkan berjalan perlahan akan membakar kalori tambahan saat membawa beban ekstra, karena mengerahkan lebih banyak energi untuk menggerakkan tubuh.
2. Aerobik air
Berolahraga di dalam air dapat memiliki banyak manfaat. Air membantu menopang berat badan, yang membuat kita merasa lebih ringan.
Ini juga mengurangi dampak pada persendian Anda, yang berarti bahwa rasa sakit yang mungkin dirasakan di pinggul atau lutut karena bergerak di darat hampir tidak ada saat berdiri di dalam air.
Pertimbangkan untuk mendaftar di kelas kebugaran kelompok di kolam renang lokal.. Kita juga dapat mencoba mempelajari beberapa latihan resistensi sederhana yang dapat dilakukan di dalam air.
Baca Juga: Duduk Lama Dapat Memperlambat Sirkulasi Darah di Kaki, Healthy Move dengan 5 Latihan Sederhana Ini
Baca Juga: 6 Kebiasaan Sehari-hari yang Dapat Menyebabkan Penyakit Jantung, Menurut Studi
3. Sepeda stasioner
Beberapa orang dengan obesitas tidak memiliki inti perut yang kuat, yang membuatnya sulit untuk duduk di atas sepeda stasioner yang tegak.
Sepeda duduk juga mengurangi tekanan pada tulang belakang bagian bawah, yang merupakan keluhan umum bagi orang yang membawa beban ekstra.
Menggabungkan berjalan dan mengendarai sepeda stasioner yang duduk adalah cara yang baik untuk menargetkan otot-otot yang berbeda di tubuh bagian bawah. (*)
Source | : | Health Line,Medical News Today |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar