Selain itu, selama kehamilan, hipertensi kronis dapat memburuk. Apalagi kalau memiliki faktor risiko preeklamsia.
Jika hal ini terjadi, kehamilan dapat mengalami komplikasi, seperti gagal jantung kongestif, stroke, kejang, dan gangguan pada ginjal atau hati.
Sementara janin akan terganggu tumbuh-kembangnya, berisiko mengalami masalah pernapasan sebelum atau saat persalinan, mendapat risiko lebih tinggi terjadinya placental abruption (plasenta memisahkan dari rahim sebelum persalinan), serta kemungkinan efek samping dari obat yang Mama konsumsi.
Hipertensi Gestasional
Selain hipertensi kronis, ada pula hipertensi gestasional, yaitu tekanan darah tinggi yang muncul setelah usia kehamilan 20 minggu dan hilang setelah melahirkan.
Menurut The American Pregnancy Association, sekitar 6—8% mamil mengalami kondisi ini.
Baca Juga: Masalah Seksual Pria dan Wanita Berawal dari Tekanan Darah Tinggi
Nah, perempuan yang mungkin memiliki peningkatan risiko hipertensi gestasional adalah yang hamil pertama, memiliki riwayat hipertensi gestasional di keluarga, ibu hamil usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun, serta perempuan yang memiliki hipertensi atau penyakit ginjal sebelum kehamilan.
Pengobatan hipertensi gestasional bergantung pada seberapa dekat ibu dengan HPL (hari perkiraan lahir).
Jika dekat dengan HPL dan janin berkembang dengan normal serta sudah siap lahir, dokter mungkin akan menyarankan untuk melahirkan sesegera mungkin.
Bila memiliki hipertensi ringan, belum mendekati HPL, dan janin belum siap lahir, menurut The American Pregnancy Association, kemungkinan dokter akan merekomendasikan untuk mengurangi konsumsi garam, minum 8 gelas air sehari, serta berbaring pada sisi kiri untuk mengurangi beban bayi pada pembuluh darah utama.
Hipertensi gestasional dapat berdampak pada janin, yakni mencegah plasenta mendapatkan darah yang cukup, sehingga janin akan kekurangan oksigen dan makanan.
Hal ini dapat mengakibatkan BBLR (berat bayi lahir rendah).
Jika hipertensi parah, dapat menyebabkan preeklamsia yang dampaknya jauh lebih serius pada ibu dan bayi bila tak segera ditangani.
Risiko Preeklamsia
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar