Melansir CNA, Senin (25/04/2022), kota terbesar di China tersebut pertama kali melaporkan adanya kasus kematian pada 18 April lalu, meskipun setiap harinya ada ribuan kasus Covid-19 baru.
Data Komisi Kesehatan Nasional menunjukkan, total pasien Covid-19 yang emninggal belakangan ini sebanyak 87 orang. Sementara negara tersebut mencatat hampir 22.000 kasus virus lokal baru.
Rata-rata usia pasien Covid-19 yang meninggal dunia 81 tahun dan yang paling tua berumur 101 tahun.
Direktur Shanghai Shenkang Hospital Development Center, Wang Xingpeng mengatakan, pasien Covid-19 yang meninggal dunia rata-rata memiliki penyakit bawaan seperti tumor ganas, liver, diabetes, dan uremia.
Lockdown yang berlanjut ini, tentunya membuat masyarakat Shanghai frustasi. Belum lagi mereka juga kesulitan untuk mendapatkan pasokan makanan.
Mereka juga mengaku kesulitan mengakses perawatan medis lain, karena ribuan pekerja medis dikerahkan untuk pengujian dan perawatan Covid-19.
Selain itu, masyarakat juga mempertanyakan adanya pemasangan pagar besi setinggi 2 meter di perumahan dan jalan-jalan yang ada di kota tersebut.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak Tajam, India Wajibkan Penggunaan Masker Lagi
Sebagian besar pengar digunakan sebagai pembatas, untuk menentukan area tertup. Di mana dalam bagunan tersebut, terdapat setidaknya satu orang yang dinyatakan positif Covid-19.
Maka, orang-orang yang tinggal satu Gedung yang sama dengan pasien Covid-19, tidak diperbolehkan keluar.
Varian Omicron dan subvarian BA.2 disebut menjadi biang keladi dari meledaknya kasus Covid-19 di Negara Tirai Bambu tersebut.
Baca Juga: Benarkah Vaksinasi Covid-19 Alami Itu Adalah Varian Omicron?
Source | : | CNA,The Guardian |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar