* Respons imunologis individu
* Pertumbuhan dan perkembangan paru dikaitkan dengan masa kehamilan, berat badan lahir dan pajanan masa anak
* Penyakit penyerta (komorbiditas)
* Riwayat infeksi pernapasan berat sejak usia dii,berulang dan tidak tuntas mempunyai risiko berulang terjadinya PPOK melalui penurunan faal paru
* Stress oksidatif, sebagai respons tubuh terhadap hasil pajanan polutan.
Baca Juga: 6 Manfaat Melakukan Pemeriksaan Medical Check Up Secara Rutin
Faktor risiko lainnya juga ada, tapi yang satu ini sangat bisa diubah.
Sehingga berpeluang untuk menjauh dari kemungkinan PPOK, yaitu:
Kebiasaan merokok
Asap rokok merupakan faktor risiko penting terjadinya PPOK. Terdapat sekitar 4000 zat kimia berbahaya keluar melalui asap rokok tersebut, antara lain aseton (bahaya cat), ammonia (pembersih lantai), arsen (racun), butane (bahan bakar ringan),cadmium (aki kendaraan), karbon monoksida (asap knalpot),DDT (insektisida), hidrogen sianida (gas beracun), methanol (bensin roket), naftalen ( kamper), toluene(pelarut industry), dan vinil klorida (plastik).
Perokok mempunyai risiko yang meningkat untuk terjadinya gangguan pernapasan dan penurunan faal paru daripada individu yang tidak merokok.
Lamanya merokok, jumlah batang rokok pertahun dan dalamnya isapan rokok berhubungan dengan meningkatnya gangguan faal paru.
Tidak seluruh perokok mengalami PPOK, hal ini dipahami mengingat factor risiko pajanan bukan satu-satunya tetapi factor risiko lain dapat berkontribusi terhadap berkembangnya PPOK.
Faktor Lingkungan
Source | : | P2ptm.kemkes.-paru |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar