Meski demikian, BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh, terutama bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari.
Penting diketahui, cuaca panas dan gelombang panas dapat berdampak besar pada kesehatan manusia. Saat cuaca panas, mudah mengalami dehidrasi.
Beberapa orang bisa mendapatkan efek kesehatan yang lebih parah, seperti kelelahan akibat panas dan stres akibat panas, atau bahkan meninggal karena panas yang ekstrem.
Panas juga dapat memperburuk masalah kesehatan yang ada, seperti penyakit jantung dan paru-paru.
Umumnya selama cuaca panas dan gelombang panas, lebih banyak orang dirawat di rumah sakit dan lebih banyak orang meninggal dibandingkan dengan suhu yang lebih moderat.
Perubahan iklim dapat menyebabkan badai yang lebih parah dan lebih sering (badai hujan es dan siklon tropis), banjir bandang, kebakaran hutan dan kekeringan.
Cuaca ekstrem dan bencana alam dapat memperburuk penyakit orang dan menyebabkan cedera dan kematian.
Bencana alam seringkali dapat membawa efek kesehatan mental, seperti stres pasca-trauma. Komunitas yang tinggal atau bekerja di daerah yang terpapar mungkin lebih berisiko.
Baca Juga: Panduan Menghitung Kalori Harian Untuk Menjaga Kadar Gula Darah dan Menurunkan Berat Badan
Baca Juga: Hingga Kini Belum Ada Vaksin Demam Berdarah yang Aman dan Efektif
Kekeringan yang lebih lama bisa berdampak pada komunitas petani yang mengalami pendapatan lebih rendah, beban kerja lebih tinggi, tekanan psikologis termasuk kecemasan dan depresi, dan gangguan sosial.
Migrasi atau relokasi komunitas juga dapat menyebabkan stres dan hilangnya rasa memiliki.
Berikut beberapa dampak cuaca panas terhadap kesehatan fisik dan mental, seperti dikutip dari Harvard Medical School;
Source | : | Kompas.com,Center for Disease Control and Prevention,Harvard Health Publishing |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar