GridHEALTH.id - Belakangan beberapa di dunia digegerkan dengan kemunculan penyakit hepatitis akut misterius.
Diketahui penyakit tersebut secara resmi dikategorikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai penyakit dengan status kejadian luar biasa (KLB).
Hal ini tak terlepas dari ditemukannya 170 kasus Hepatitis Akut misterius di 12 negara di dunia.
Jumlah laporan kasus serupa pun diprediksi akan terus bertambah.
Meski demikian, masyarakat diimbau untuk tidak hanya mewaspadai penyakit tersebut.
Sebab selain hepatitis akut, ternyata ada penyakit lainnya yang di tetapkan sebagai KLB oleh WHO dan perlu juga diwaspadai.
Hal itu seperti diungkap mantan Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Asia Tenggara, Prof. Tjandra Yoga Aditama.
"Perlu kita ketahui bahwa kalau memang ada kasus penyakit apapun di dunia yang tidak seperti biasa, maka akan dimasukkan dalam Disease Outbreak News (DONs)," jelasnya.
Menurut Prof. Tjandra, DONs merupakan prosedur rutin di WHO untuk menyajikan informasi ke dunia tentang kejadian kesehatan masyarakat yang penting atau yang berpotensi menjadi hal yang penting.
Baca Juga: Waspada, Menkes Sudah Sebut ada 15 Kasus Hepatitis Akut Ditemukan di Indonesia
Sepanjang April 2022, setidaknya ada 10 kasus penyakit DONs yang diumumkan WHO, yaitu:
1. Hepatitis akut misterius dengan laporan pertama 15 April di Inggris dan Irlandia serta 23 April di berbagai negara.
2. Avian Influenza A (H3N8) di China
3. Ebola di Kongo
4. Japanese encevalitis di Australia
5. Salmoneum thypimurium di berbagai negara
6. Kolera di Malawi
7. Malaria di Somalia
8. Demam kuning di Uganda
Baca Juga: Cuaca Panas Membawa Dampak Kesehatan, Bisa Menyebabkan Gangguan Mental
9. Vaccine derived polio virus (VDPV) tipe 3 di Israel
10. MERS CoV di Arab Saudi.
"Jadi ada banyak, bukan hanya hepatitis. Artinya, penempatan penyakit tertentu di dalam DONs justru maksudnya agar dunia mengetahui informasi awal dan menjadi perhatian bersama, belum tentu berarti akan menjadi wabah luas dunia atau tidak," paparnya
Prof. Tjandra mengatakan masyarakat tetap perlu waspada tetapi tidak perlu juga menjadi panik tidak beralasan.
Di sisi lain, pemerintah perlu mengambil langkah antisipasi yang diperlukan dan masyarakat melakukan langkah kewaspadaan.
"Sementara itu kita terus ikuti bukti-bukti ilmiah yang akan tersedia dalam hari-hari mendatang ini," kata Prof. Tjandra.
Kriteria penyakit menjadi pandemi
Prof. Tjandra mengatakan, status suatu penyakit dapat meningkat sebagai pandemi manakala memenuhi sejumlah barometer WHO, di antaranya pembahasan Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC).
"Kalau PHEIC sudah terjadi, maka diamati lagi, baru kemudian diputuskan menjadi pandemi," ujarnya.
Selain itu, sejumlah kriteria status pandemi adalah jenis penyakit merupakan yang terbaru, bergejala berat, penyebaran penyakit terjadi lintas benua, dan menimbulkan masalah kesehatan yang berarti, misalnya melumpuhkan ekonomi negara.
"Jadi kriteria pandemi tidak diukur berdasarkan banyaknya angka kasus yang terjadi," katanya.
Pernyataan KLB hepatitis akut bergejala berat pada anak di bawah umur 16 tahun oleh WHO ditujukan agar masyarakat dunia waspada dan meningkatkan upaya mitigasi sehingga tidak berpeluang mewabah.
"Jangan karena hepatitis akut bergejala berat ini tertulis di DONs kemudian orang berpikir bahwa ini sesuatu yang sangat istimewa dan pasti menjadi besar. Belum tentu," katanya.
Status KLB pada penyakit di dunia terdiri atas dua kriteria, yakni karakter penyakit yang sudah jelas seperti Malaria, Mers dan lainnya. Berikutnya adalah penyakit yang belum jelas secara karakteristik tapi telah muncul di tengah masyarakat.
"KLB ini lebih pada kecurigaan sehingga kita perlu waspada. Dari sejak 2020, yang saat ini menjadi pandemi cuma satu (COVUD-19) padahal yang KLB sudah ratusan," ujarnya.
Untuk itu, masyarakat diimbau untuk tidak panik berlebihan menghadapi hepatitis akut berat di Tanah Air.
Namun kewaspadaan secara dini perlu terus ditingkatkan, demikian kata Prof. Tjandra.(*)
Baca Juga: Fekal Oral dan Droplet Jadi Sumber Penularan Hepatitis Akut Misterius, Ini Cara Mencegahnya
Source | : | Kompas.tv |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar