GridHEALTH.id - Para peneliti di Fakultas Kedokteran di Universitas Johns Hopkins (JHU) , AS menganalisis produk vaping populer dan menemukan hampir 2.000 bahan kimia yang tidak diungkapkan oleh produsen, serta enam senyawa yang berpotensi berbahaya, termasuk pestisida.
Will Kirk dari JHU mengatakan, ketika vaping pertama kali menjadi populer, para pendukung dengan cepat mengklaim bahwa itu lebih aman daripada merokok.
Penelitian baru menunjukkan bahwa itu sebuah kekeliruan, lapor Tiffany Kary dari Bloomberg.
Para ilmuwan di JHU menemukan bahwa aerosol vaping mengandung ribuan bahan kimia dan zat yang tidak diketahui yang tidak diungkapkan oleh produsen, termasuk bahan kimia industri dan kafein.
Studi mereka muncul di Chemical Research in Toxicology, jurnal peer-review yang diproduksi oleh American Chemical Society.
“Penelitian yang ada yang membandingkan rokok elektrik dengan rokok biasa menemukan bahwa kontaminan rokok jauh lebih rendah dalam rokok elektrik,” penulis senior Carsten Prasse, asisten profesor kesehatan lingkungan dan teknik di Whiting School of Engineering dan Johns Hopkins Bloomberg School of Kesehatan Masyarakat, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
"Masalahnya adalah aerosol rokok elektrik mengandung bahan kimia lain yang sama sekali tidak dicirikan yang mungkin memiliki risiko kesehatan yang belum kita ketahui," tambah Prasse.
"Semakin banyak anak muda yang menggunakan rokok elektrik ini dan mereka perlu tahu apa mereka sedang terpapar.”
Studi ini menemukan jejak hampir 2.000 bahan kimia yang tidak diketahui dalam cairan vaping rokok elektronik dan aerosol.
Baca Juga: Lagi, Korban Vape Seorang Gadis Berusia 19 Tahun, Paru-paru Rusak dan Bolong!
Baca Juga: Healthy Move, 6 Manfaat Luar Biasa Gerakan Sederhana Pose Kobra
Para ilmuwan juga mendeteksi beberapa senyawa yang diketahui dan berpotensi berbahaya, lapor Richard Haridy dari New Atlas.
Source | : | Smithsonian Insider |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar