GridHEALTH.id - Kasus hepatitis akut misterius kini menjadi fenomena yang menakutkan bagi seulurh masyarakat Indonesia.
Bagaimana tidak, bayang-bayang pandemi Covid-19 saat awal-awal terjadi kembali menyeruak.
Akibatnya banyak sektor kehidupan di dunia, juga Indoensia tiarap karenanya.
Oleh sebeb itu berita mengenai Kejadian Luar Biasa penyakit kini menjadi fokus perhatian penting masyarakat.
Dengan adanya hepatitis akut misterius ini, yang sudah ditetapkan sebagai KLB oleh WHO membuat mencekam.
Wal hasil, ada masyarakat yang ignore akan hal ini, mereka tidak peduli mau ada KLB atau pandemi lagi, yang penting sektor kehidupannya terjaga.
Ada juga yang kebalikannya, menjadi takut dan was-was belebihan mengenai hak ini.
Terlebih komplikasi hepatitis akut ini tidak bisa dibilang ringan.
Apalagi ada juga yang mengatakan, jika hepatitis akut misterius ini ada hubungannya dengan vaksin Coviud-19 dan infeksi Covid-19
Baca Juga: Inikah Hepatitis Autoimune yang Dimaksud Dokter Tifa? Peningkatan CD8 Akibat Vaksin Covid-19?
Padahal tidak ada bukti bahwa kejadian ini terkait dengan vaksinasi COVID-19 karena sebagian besar anak-anak yang terkena dampak belum menerima vaksin COVID-19.
Penjelasan infeksi dan non-infeksi lainnya perlu dinilai sepenuhnya untuk memahami dan mengelola risiko.
Kasus Hepatitis Akut di Indonesia
Kementerian Kesehatan secara resmi mengumumkan telah menemukan 18 kasus dugaan kasus Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya di Indonesia baru-baru ini.
Kasus tersebut berasal dari;
* Sumatera Utara
* Sumatera Barat
* Kepulauan Bangka Belitung
* DKI Jakarta
Baca Juga: Luar Biasa, Ditemukan Hampir 2000 Bahan Kimia Pada Vape dan Pod!
* Jawa Barat
* Jawa Timur dan
* Kalimantan Timur.
Jumlah kasus terbanyak ada di DKI Jakarta, sebanyak 12 kasus.
Dari 18 kasus tersebut, 9 kasus masuk status pending classification, tujuh discarded, satu dalam proses verifikasi dan satu probable.
7 kasus discarded terdiri dari 1 orang positif Hepatitis A, 1 orang positif Hepatitis B, 1 orang positif Tifoid, 2 orang demam berdarah dengue, 2 lainnya berusia lebih dari 16 tahun.
Selain itu, dari hasil investigasi kontak tidak ditemukan adanya penularan langsung dari manusia ke manusia.
“7 dari 18 pasien diduga Hepatitis Akut dinyatakan meninggal, namun saat ini masih belum dipastikan apakah meninggal karena penyakit Hipertensi Akut atau ada faktor lainnya,”
terang Juru Bicara Kementerian Kesehatan sekaligus Direktur Utama RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat (13/5).
dr. Syahril mengungkapkan pasien yang diduga Hepatitis Akut ini memiliki rentang usia 0-20 tahun.
Baca Juga: Flu Singapura Rentan Terjadi Saat Peralihan Musim, Ini Cara Mengobatinya di Rumah
Paling banyak anak yang berusia 5-9 tahun ada 6 orang, usia 0-4 tahun ada 4 orang, usia 10-14 tahun ada 4 orang, dan usia diatas 15-20 tahun ada 4 orang.
Adapun gejala yang ditemukan pada pasien dugaan Hepatitis Akut yakni demam, mual, muntah, hilang nafsu makan, diare akut, lemah, nyeri bagian perut, nyeri pada otot dan sendi, kuning di mata dan kulit, gatal-gatal, dan urine seperti air teh.
“Meski gejala yang ditemukan mengarah pada Hepatitis Akut namun belum bisa dipastikan pasien menderita Hepatitis Akut, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut,” terangnya.
Sebagai tindak lanjut, Kementerian Kesehatan bersama pihak terkait terus melakukan upaya investigasi dengan melakukan analisis pathogen menggunakan Whole Genome Sequencing (WGS) maupun penyelidikan epidemiologi lebih lanjut untuk memastikan penyebab dari kejadian Hepatitis Akut ini.
Tidak Usah Takut dan Cemas
Prihal KLB hepatitis akut misterius ini tidak usah takut dan cemas belebihan.
Karenanya kita harus menggali dan mendapatkan informasi mengenai hal ini dengan baik dan benar dari sumber terpercaya.
Dalam mengahadapi KLB hepatitis akut misterius, cemas dan takut tidak akan ada gunanya.
Baiknya kita semua waspada dan melakukan pencegahan. Karena sejatinya penyakit ini bisa dicegah.
Baca Juga: Anak yang Alami Hepatitis Akut Pernah Terkena Covid-19, Studi di India
Kita semua sebagai anggota masyarakat diharapkan untuk tetap menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat terutama rutin melakukan cuci tangan pakai sabun pada anak-anak, yang dapat mencegah terjadinya penularan berbagai macam penyakit infeksi.
Pastikan makan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan dengan orang lain, menghindari kontak dengan orang sakit, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, serta menerapkan protokol kesehatan seperti biasa yaitu mengurangi mobilitas, menggunakan masker selama bepergian, menjaga jarak dengan orang lain dan menghindari keramaian dan kerumunan.
Tidak lupa mengetahui gejala dan penanganannya;
1. Waspada gejala awal seperti diare, mual, muntah, sakit perut, dan dapat disertau demam ringan.
2. Jika muncul gejala awal, segera bawa pasien ke puskesmas dan rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lanjutan.
3. Jangan menunggu muncul gejala lanjutan seperti kulit dan mata kuning, agar tidak terlambat.
4. Jika terjadi penurunan kesadaran, segera bawa pasien ke rumah sakit dengan fasilitas ICU Anak.(*)
Baca Juga: Tak Mau Divaksin, Korea Utara Lawan Covid-19 dengan Antibiotik dan Obat Rumahan
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar