GridHEALTH.id -Cacar monyet atau monkeypox belakangan disebut berpotensi menjadi pandemi selanjutnya setelah Covid-19.
Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa penggunaan vaksin cacar monyet untuk mencegah penyakit tersebut belum terlalu penting.
Hal itu disampaikan langsung oleh Pemimpin tim patogen ancaman tinggi di WHO Eropa, Richard Pebody, dalam sebuah konferensi dilansir dari reuters (28/5/2022).
Menurut Pebody, saat ini yang perlu dilakukan masyarakat adalah menjaga kebersihan dan melakukan tindakan seksual yang aman.
Vaksinasi terhadap wabah cacar monyet tidak begitu diperlukan.
Hal ini dikarenakan pasokan vaksin dan antivirus relatif terbatas.
"Kami tidak percaya wabah cacar monyet di luar Afrika memerlukan vaksinasi massal karena langkah-langkah seperti kebersihan yang baik dan perilaku seksual yang aman akan membantu mengendalikan penyebarannya," ujarnya.
"Ini lebih tentang apa yang orang lakukan di acara yang penting. Jadi ini tentang perilaku seksual yang aman, kebersihan yang baik, mencuci tangan secara teratur."
"Semua hal ini akan membantu membatasi penularan virus ini," lanjut Pebody.
Baca Juga: Tanpa Disadari Virus Cacar Monyet Sudah Lama Menyebar di Inggris
Komentar Pebody muncul saat otoritas Amerika Serikat (AS) mengatakan sedang dalam proses merilis beberapa dosis vaksin Jynneos untuk digunakan dalam kasus cacar monyet.
Pemerintah Jerman mengatakan pada hari Senin bahwa mereka sedang menilai pilihan untuk vaksinasi, sementara Inggris telah menawarkannya kepada beberapa petugas kesehatan.
Cacar monyet sendiri timbul secara misterius di wilayah Eropa dan Amerika Utara.
Tercatat, bahkan kasus yang terkait dengan penyakit itu berjumlah hingga ratusan.
Potensi cacar monyet jadi pandemi selanjutnya
Menurut WHO dikutip artikel GridHEALTH.id (30/5/2022) sebelumnya, tingkat penularan cacar monyet saat ini berada di kategori "risiko sedang".
Hal ini diakibat penyebaran kasus di negara-negara non-endemi.
Diketahui Afrika merupakan negara endemi penyakit cacar monyet.
Namun kini mereka menyebar di Eropa, Amerika Utara, bahkan Australia.
Baca Juga: WHO Keluarkan Peringatan, Cacar Monyet Bisa Jadi Pandemi Selanjutnya
Karenanya WHO menegaskan bahwa risiko cacar monyet bisa berubah menjadi lebih tinggi seperti pandemi.
Risiko semakin besar jika yang terpapar cacar monyet adalah kelompok seperti anak-anak atau orang dengan gangguan kekebalan.
"Risiko kesehatan masyarakat bisa menjadi tinggi jika virus ini memanfaatkan peluang untuk menetapkan dirinya sebagai patogen manusia dan menyebar ke kelompok yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah seperti anak kecil dan orang yang mengalami gangguan kekebalan."
Demikian tegas pernyataan lembaga PBB itu, dikutip Reuters, Senin (30/5/2022).
Hingga 26 Mei, ada total 257 kasus yang dikonfirmasi dengan 120 suspek, di 23 negara non endemi.
Belum ada kematian dilaporkan.
Monkeypox biasanya menyebar melalui kontak dekat.
Mereka yang terinfeksi disarankan mengisolasi diri dan menjaga kebersihan.(*)
Baca Juga: Cacar Monyet Bukan Penyakit Menular Seksual Tetapi Bisa Berdampak Pada Kesehatan Seksual, Studi
Source | : | GridHEALTH.id,Reuters |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar