"Intensitas sedang itu saat berolahraga kita masih bisa mengobrol. Itu patokannya," ucapnya.
Olahraga dengan intensitas sedang termasuk aktivitas, seperti berjalan santai, jogging, atau berenang.
Olahraga berat
Badai Bhatara Tiksnadi, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah mengimbuhkan,
"Kalau mau olahraga yang berat, jangan langsung. Tetapi, dilatih dahulu untuk menuju intensitas berat."
Mengutip Cleveland Clinic, ahli jantung Tamanna Singh mengatakan bahwa olahraga jangka panjang yang berat atau ekstrem memberikan tuntutan yang sama ekstremnya pada sistem kardiovaskular.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada pelari maraton menemukan bahwa setelah menyelesaikan acara lari ekstrem, sampel darah atlet mengandung biomarker yang terkait dengan kerusakan jantung.
Baca Juga: Healthy Move, Wajib Memperhatikan Detak Jantung Saat Olahraga, Ini Alasannya
Indikator kerusakan ini biasanya hilang dengan sendirinya.
Namun ketika jantung mengalami tekanan fisik yang ekstrem berulang-ulang, kerusakan sementara dapat menyebabkan perubahan fisik, seperti dinding jantung yang lebih tebal dan jaringan parut pada jantung (remodeling of the heart).
Selain intensitas terlalu berat, olahraga yang dapat membahayakan adalah ketika kita memiliki faktor risiko atau bahkan diagnosis penyakit jantung, tetapi tidak cek kesehatan dahulu.
"Apabila sudah punya penyakit jantung, maka idealnya melakukan tes kebugaran dahulu, kalau semuanya terkontrol (seperti, tensi dan gula darah) olahraga aman," ujar dr. Badai.
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar