GridHEALTH.id - Lonjakan kasus Covid-19 kali ini di Indonesia tidak main-masin. Semua ini ini gegara subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
Walau secara teori saat ini imunitas masyarakat sudah jauh lebuh baik dari seblumnya, dan diprediksi bisa menghadapi subvarian Omicrin BA.4 dan BA.5.
Faktanya di DKI Jakarta saja saat ini RSD Covid-19 Wisma atlet mulai sibuk kembali menolong pasien terinfeksi Covid-19.
Dari data yang dihimpun Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta hingga Minggu (12/6/2022), kini Total Ada 200 Pasien di DKI Jakarta, Bertambah 517 Pasien dalam 24 Jam .
Tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta saat ini adalah empat persen, di mana 169 tempat tidur digunakan pasien isolasi.
Sementara itu, tingkat keterisian tempat tidur di ruangan intensive care unit (ICU) adalah sebesar lima persen dengan 31 pasien.
Jadi dengan ini jumlah kasus Covid-19 di Ibu Kota hingga saat ini berjumlah 1.254.384, terhitung sejak Maret 2020.
Kasus Aktif di DKI Jakarta
Sedangkan Jumlah kasus aktif di Jakarta hari ini mengalami kenaikan sebanyak 327, sehingga jumlah kasus aktif kini sebanyak 2.706.
Baca Juga: Healthy Move, Begini Cara Mencegah Heat Stroke Selama Berolahraga
Kasus aktif adalah orang yang sedang menjalani perawatan Covid-19 baik di rumah sakit dan isolasi mandiri ataupun terpusat.
Dari jumlah kasus positif tersebut, sebanyak 1.236.374 dinyatakan sembuh dari Covid-19. Sebanyak 15.304 orang dinyatakan meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,2 persen.
Positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 5 persen, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 11,5 persen.
Karenanya Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia, melalui keterangan tertulis, Selasa malam, dilansir dari Kompas.com (15/06/2022) mengatakan, "Kami turut mengimbau agar masyarakat juga mewaspadai penularan varian Omicron yang kini juga meningkat di Jakarta."
Lonjakan Terjadi Sejak Awal Juni
Asal tahu saja, lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta sudah terlihat sejak pekan lalu di awal Juni 2022.
Pada Selasa (7/6/2022), kasus infeksi harian di Jakarta melampaui angka 200 kasus per hari. Selanjutnya, Rabu (8/6/2022) tercatat 288 kasus.
Kemudian pada Kamis (9/6/2022) jumlahnya kembali meningkat ada 276 kasus. Pada Jumat (10/6/2022), jumlah kasus baru Covid-19 bertambah menjadi 333 kasus.
Untuk diketahui, penambahan kasus ini adalah yang tertinggi selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1 di Jakarta.
Baca Juga: Layanan Diet Lewat Aplikasi Bantu Pengguna Mengontrol Berat Badan
PPKM Level 1 Jakarta berlaku sejak 24 Mei 2022.
Jumlah kasus di Ibu Kota naik sejak ditemukannya kasus subvarian baru Omicron.
Subvarian itu adalah Omicron BA.4 dan BA.5.
Pemerintah DKI bahkan mencatat terjadi kenaikan kasus yang signifikan dalam empat pekan terakhir.
Dwi melanjutkan, dua hari lalu 14.330 orang menjalani pemeriksaan tes antigen hari ini. Hasilnya 252 positif dan 14.078 negatif.
Dia memastikan sampel antigen yang positif Covid-19 tidak masuk dalam total kasus positif lantaran harus dikonfirmasi ulang melalui pemeriksaan PCR.
Standar Positivity Rate Covid-19 WHO
Dengan kasus baru ini, total kasus aktif hari ini naik 327. Dengan begitu, total pasien yang masih dirawat atau menjalani isolasi adalah 2.706 orang.
"Kami turut mengimbau agar masyarakat juga mewaspadai penularan Varian Omicron," ucap dia, dikutip dari Tempo.co.id (14/06/2022).
Baca Juga: Fakta dan Mitos Terkait Penyakit Kutil Kelamin atau Genital Warts Wanita
Penting diketahui, persentase hasil tes positif atau positivity rate dalam sepekan terakhir di Jakarta kembali tembus 5 persen.
Sementara positivity rate total adalah 11,5 persen. World Health Organization (WHO) menetapkan standar agar positivity rate Covid-19 tak lebih dari 5 persen.
Total kasus Covid-19 di Ibu Kota sedari awal pandemi hingga hari ini mencapai 1.254.384. Dari jumlah ini, 1.236.374 orang sembuh dan 15.304 meninggal.
"Tingkat kesembuhan 98,6 persen dan tingkat kematian 1,2 persen," jelas Dwi.(*)
Baca Juga: Pria Sering Mimpi Buruk Dua Kali Lebih Berisiko Idap Parkinson, Studi
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar