GridHEALTH.id - Epilepsi menjadi penyakit saraf yang paling umum. Terdapat 50 juta orang di dunia yang mengalaminya.
Epilepsi adalah gangguan otak yang membuat penderitanya mengalami kejang berulang tanpa alasan.
Menurut American Association of Neurological Surgeons (AANS), kejang biasanya terjadi secara tiba-tiba dan akibat dari fungsi listrik di otak.
Umumnya orang dewasa berusia di atas 65 tahun yang mengalaminya, tapi epilepsi pada anak-anak pun ada.
Sekitar 1 dari 200 orang anak mengalami epilepsi. Serangan kejang yang dialaminya tidak hanya membuat tubuh kelonjotan atau bergetar tidak henti.
Tapi epilepsi pada anak juga bisa membuat mereka terjatuh atau menjadi sering melamun dan tidak merespon saat diajak bicara.
Ya, tubuh kejang karena epilepsi sangat bervariasi dan itu semua tergantung pada bagian otak anak yang terpengaruh.
Melansir Royal Children Hospital Melbourne, epilepsi pada anak juga menunjukkan gejala seperti berikut:
1. Gangguan sensorik
Baca Juga: Komposisi Sonata dari WA Mozart Dapat Mencegah Epilepsi, Studi
Anak menjadi sering mengeluh kesemutan, mati rasa, dan terjadi perubahan pada yang dilihat, dengar, atau cium.
Epilepsi pada anak juga membuat mereka merasakan sesuatu yang sulit untuk dijelaskan.
2. Melakukan gerakan tak wajar
Anak yang mengalami epilepsi juga akan melakukan gerakan tak biasa. Postur badannya jadi lemas, kaku atau menyentak.
Ini bisa terjadi berbarengan dengan hilangnya kesadaran dan napas yang lebih pendek atau berbunyi.
3. Kebiasan abnormal
Epilepsi pada anak menyebabkan mereka bingung atau melakukan gerakan yang tidak diinginkan, seperti mencubit pakaian, mengunyah dan menelan, atau tampak ketakutan.
Penyebab epilepsi pada anak
Penyakit epilepsi terkadang diturunkan dari keluarga, sehingga genetik berpengaruh cukup besar.
Baca Juga: Dua Kakak Beradik Wajahnya Jadi Aneh Seperti Ini, Awalnya Panas Tinggi dan Kejang Saat Usia 8 Tahun
Namun, pada kasus tertentu epilepsi pada anak juga terjadi karena cedera kepala atau infeksi otak.
Penyakit ini juga bisa disebabkan oleh malformasi otak atau tumor jinak yang memang sudah ada sejak lahir.
Pengobatan epilepsi pada anak
Epilepsi pada anak dapat meningkatkan risiko gangguan mood atau sulit belajar. Anak juga akan lebih sering mengeluh sakit kepala, dilansir dari Healthy Children.
Karena itu, pengobatan epilepsi pada anak penting dilakukan. Jika anak sering kejang atau berisiko mengalaminya, dokter akan meresepkan obat anti epilepsi untuk mencegahnya.
Obat ini biasanya diminum satu sampai tiga kali sehari agar anak tidak kejang. Epilepsi pada anak yang terkontrol, membuatnya bisa beraktivitas dengan normal.
Di rumah, orangtua bisa mengontrol epilepsi dengan mencatat apa saja yang membuat tubuh kejang. Misalnya stres, kurang tidur, atau jam minum obat yang terlewat.
Penting juga untuk memperhatikan perubahan suasana hatinya. Beberapa anak yang mengidap epilepsi, suasana hatinya mudah berubah.
Anak jadi lebih sulit belajar, mudah marah, menarik diri dari keluarga dan teman, makan sedikit, dan sulit tidur.(*)
Baca Juga: Wanita Korban Vaksin Alami Kejang Jari-jarinya Kaku, Rumah Sakit Beri Penjelasan
Source | : | Healthy Children,rch.org.au,aans.org |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar