Pelatihan farmakoterapi yang rasional, dihubungkan dengan panduan klinis dan daftar obat esensial dapat membantu menciptakan pola peresepan yang baik.
Baca Juga: Pahit Saat Dimakan, Bunga Pepaya Punya Manfaat Luar Biasa Bagi Kesehatan
Pelatihan yang berdasarkan masalah, sesuai gangguan kesehatan sehari-hari disesuaikan dengan pengetahuan, perilaku dan kemampuan akan meningkatkan keberhasilannya.
6. Pendidikan medis berkelanjutan
Pendidikan berkelanjutan dengan tatap muka lebih efektif untuk merubah pola peresepan dibandingkan pendidikan berkelanjutan dengan materi tertulis tanpa tatap muka.
Pendidikan berkelanjutan tidak terbatas kepada dokter dan tenaga kesehatan tetapi bisa melibatkan orang pada sektor informal seperti retailer obat.
Pendidikan berkelanjutan di negara maju merupakan persyaratan untuk ijin tenaga kesehatan, namun di negara berkembang masih terbatas dan belum menjadi prasyarat untuk ijin tenaga kesehatan.
7. Supervisi, audit dan umpan balik
Supervisi sangat penting untuk memastikan kualitas pelayanan yang baik. Supervisi yang suportif, mendidik dan tatap muka akan lebih efektif dan lebih baik diterima oleh pihak yang disupervisi daripada inspeksi mendadak dan hukuman.
Bentuk supervisi yang efektif termasuk audit dan umpan balik resep, analisis rekan sejawat dan kelompok. Audit resep terdiri dari analisis kesesuaian resep dengan standar klinis yang ditetapkan.
8. Informasi obat yang independen
Baca Juga: Info Penambahan Pasien Covid-19 Dirawat di Rumah Sakit Wisma Atlet
Seringkali informasi mengenai obat didapat dari industri farmasi dan dapat bias.
Karena itu penyediaan informasi obat yang independen dan tidak bias merupakan suatu keharusan. Pusat informasi obat dan buletin obat merupakan dua cara untuk memberikan informasi obat; dapat dikelola okeh pemerintah atau universitas atau organisasi non-pemerintah di bawah supervisi tenaga kesehatan yang terlatih.
Siapapun yang mengelola buletin obat harus: independen, menggunakan kedokteran berbasis bukti (EBM) dan transparan mengenai semua rekomendasi yang dibuat.
9. Edukasi masyarakat mengenai obat
Tanpa informasi yang cukup mengenai risiko dan manfaat penggunaan obat dan cara menggunakannya maka masyarakat seringkali tidak mengetahui hasil yang diharapkan dari pengobatan dan dapat terkena efek samping.
Pemerintah memiliki kewajiban untuk memastikan kualitas obat dan kualitas informasi tentang obat kepada konsumen. Hal ini membutuhkan:
* Memastikan obat bebas dijual dengan label dan instruksi yang sesuai, akurat, dapat dibaca dan mudah dimengerti oleh awam. Informasi harus meliputi nama obat, kontra indikasi, dosis, interaksi obat, dan peringatan mengenai penggunaan atau penyimpanan yang tidak aman.
* Monitor dan regulasi iklan, yang dapat memengaruhi dokter dan awam dan dapat timbul melalui televisi, radio, koran dan internet.
* Melaksanakan edukasi kepada masyarakat yang melibatkan kultur setempat dan faktor sosial masyarakat.
Source | : | YOP-obat rasional |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar