GridHEALTH.id - Kolesterol, selain trigliserida, adalah dua indikator kunci untuk kesehatan jantung.
Mempertahankannya pada tingkat yang tepat dapat membantu kita menghindari banyak masalah yang sudah diketahui. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari pengobatan kolesterol jahat.
Sebagian besar dari kita menyadari fakta bahwa kata kolesterol hampir selalu dikaitkan dengan sesuatu yang negatif. Tapi jangan lupa bahwa zat lemak alami ini juga penting untuk fungsi tubuh.
Kuncinya adalah menjaga keseimbangan dan menjaga tingkat yang tepat antara apa yang disebut kolesterol baik dan jahat sehingga tidak menumpuk di arteri.
Selain itu, latar belakang genetik dapat menentukan akumulasi kolesterol. Ini juga dapat menentukan resistensi kita terhadap obat-obatan tertentu yang mencoba menurunkan kadar kolesterol.
Akibatnya, bahkan jika menggunakan obat-obatan ini, lipoprotein dapat tetap menempel pada dinding arteri pada tingkat yang sangat tinggi. Namun, ada pengobatan baru yang bisa menghilangkan risiko ini.
Baca Juga: Kopi dan Kolesterol, Espresso Buruk Untuk Pria, Wanita Hindari Kopi Tubruk
Baca Juga: PBB Peringati 23 Juni sebagai Hari Janda Internasional, Ini Sejarahnya
Evolocumab, pengobatan baru dan lebih efektif untuk kolesterol tinggi. Pada tahun 2014, pengobatan farmasi baru untuk menurunkan kolesterol pada orang yang tidak menunjukkan perbaikan di bawah obat tradisional datang ke pasar dengan nama "evolocumab."
Evolocumab atau dikenal dengan Repatha merupakan antibodi monoclonal yang bekerja menginhibisi propotein convertase subtilisin-kexin tipe 9 dan menurunkan LDL (Sabatine et al, 2017). Obat ini telah disetujui oleh FDA pada tahun 2015 dengan pemberian injeksi. Hadirnya obat ini dimaksudkan untuk menurunkan penderita penyakit kardiovaskular yang tidak dapat diobati lagi dengan statin.
Penelitian pernah dilakukan oleh FOURIER kepada 27.564 partisipan yang mengidap penyakit kardiovaskular dan sudah mengonsumsi statin, pada akhir periode penelitiannya (2 tahun) menunjukan nilai LDI partisipan menurun hingga 30 mg/dl dan resiko terkena serangan jantung menurun sebesar 15% (Brenda, 2017).
Sejak saat itu, studi rinci dilakukan untuk menentukan apakah itu bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Hasilnya menunjukkan bahwa obat itu efektif. Tidak hanya berhasil mengurangi kadar kolesterol jahat, tetapi juga membalikkan aterosklerosis.
Pada bulan November 2018 American College of Cardiology menerbitkan studi mereka di mana mereka menganalisis hasil yang dicapai sejauh ini dalam pengobatan kolesterol dengan obat baru ini, evolocumab.
Source | : | Step to Health,Farmasetika.com,Medical Health Guide |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar