Pengalaman traumatis seperti pelecehan seksual masa kecil, pemerkosaan, kekerasan fisik, trauma perang memiliki risiko yang lebih besar untuk seseorang ingin bunuh diri, bahkan terjadi bertahun-tahun setelah trauma.
PTSD atau gangguan stres pasca trauma ini yang menyebabkan perasaan tidak berdaya dan putus asa, sehingga keinginan untuk bunuh diri semakin meningkat.
3. Tangisan meminta pertolongan; tidak semua orang yang bunuh diri sebenarnya benar-benar ingin mati, tetapi karena orang tersebut tidak mengetahui bagaimana untuk mendapatkan bantuan.
Tangisan ini bukanlah sebuah tangisan cari perhatian, tetapi seruan untuk meminta tolong dan cara menunjukkan kepada dunia bahwa seseorang betapa sedang terluka, namun sayangnya lingkungan seringkali salah menilai dan justru berakibat fatal bahkan menjadikan tingkat ingin bunuh diri semakin tinggi.
4. Kecelakaan/bunuh diri yang tidak disengaja; beberapa contohnya adalah overdosis, permainan yang berisiko pada kematian, keracunan, dan situasi lainnya, di mana umumnya terjadi pada anak remaja yang ingin mencari sensasi baru dari tindakan yang dilakukan, padahal sudah sangat berisiko pada kematian.
5. Isolasi sosial; seseorang dapat terisolasi secara sosial karena berbagai alasan, termasuk kehilangan teman, pasangan, kelaurga, mengalami perceraian, penyakit fisik atau mental, kecemasan sosial, kondisi pensiun, atau pindah ke lokasi baru.
Selain itu bisa juga diakibatkan dari faktor internal seperti harga diri yang rendah, kesepian, dan kurang percaya diri sehingga sangat riskan untuk seseorang memilih bunuh diri.
Baca Juga: Malu Karena Uang, Penyebab Tingginya Angka Bunuh Diri di Dunia, Studi
6. Penggunaan zat dan impulsif; narkoba dan alkohol sangat mempengaruhi seseorang ingin bunuh diri karena sifatnya yang impulsif dan spontan, didukung dengan fakta di mana banyak orang yang memilih konsumsi narkoba dan alkohol karena memiliki permasalahan hidup, sehingga saat tidak sadar keinginan bunuh diri pun meningkat.
7. Kehilangan atau takut kehilangan; seseorang yang kehilangan atau ketakutan akan kehilangan memungkinkan untuk memilih bunuh diri.
Kejadian yang melatarbelakangi antara lain kegagalan akademik, masalah keungan, dipenjara, pembulian, kehilangan pekerjaan, kehilangan status sosial, putus asa, kehilangan dukungan keluarga dan teman, serta yang lainnya.
Rasa kehilangan ini sangat berbahaya karena tidak lagi bisa melihat hal baik dalam hidup dan sulit untuk membangun harapan, pesimisme dan keputusasaan mendominasi sehingga bunuh diri menjadi pilihan yang paling logis.
Source | : | WHO,Very Well Mind,Retreatbehaviorhealth.com |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar